TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Gambia menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah Thailand setelah menteri luar negerinya mengatakan bahwa Negeri Gajah Putih itu surga bagi wisata seks. Pernyataan itu memicu protes keras dari Bangkok.
Menteri Luar Negeri Gambia, Hamat Bah memicu kontroversi itu pada awal tahun ini dalam sebuah pernyataan di televisi pemerintah atas keluhan mulai berkurangnya turis asing ke negara itu.
Baca: Thailand Tutup Sementara Pulau Wisata Koh Tachai
"Faktanya adalah citra negara ini telah dihancurkan. Saya mencoba untuk mencari tahu mengapa kita mulai jarang dikunjungi turis Skandinavia, dan saya menemukan bahwa negara ini telah dianggap sebagai tujuan seks. Kami bukan tujuan seks. Jika ingin tujuan seks, Anda pergi ke Thailand," ujar Hamat Bah seperti dilansir Straits Times pada 7 Maret 2018.
Pemerintah Thailand mengajukan protes resmi dengan mengirimkan surat pada pekan lalu. Menteri Kebudayaan Veera Rojpojchanarat menjelaskan, turis seks telah menurun setelah tindakan yang diambil oleh pemerintah.
Baca: Wisata Kuliner Jalanan di Bangkok Segera Berakhir, Ini Sebabnya
"Thailand telah meningkat pesat dalam masalah ini setelah kementerian kebudayaan bekerja untuk mempromosikan moralitas, "kata Veera.
Setelah mendapat protes, pemerintah Gambia pada Selasa, 6 Maret 2018, menyampaikan permintaan maaf resmi ke Thailand dan menyesalkan komentar seorang menterinya.