TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri masih mencari jadwal yang cocok untuk menggelar pertemuan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jakarta. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bulan pasti kapan Putin akan datang ke Indonesia bahkan belum bisa dikonfirmasi.
“Kami masih mencocokkan jadwal pertemuan dua kepala negara dan salah satu tujuan kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Rusia pada 12 Maret nanti adalah untuk membahas persiapan kunjungan Presiden Rusia ke Indonesia. Hanya, sekarang ini, kami masih belum bisa konfirmasi kapan persis waktunya Putin akan ke Indonesia,” katanya di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis, 8 Maret 2018.
Jokowi beberapa tahun lalu melakukan kunjungan ke Rusia. Ketika itu, Putin sudah mengindikasikan akan datang ke Indonesia. Arrmanatha menilai 2018 merupakan waktu yang bagus untuk pertemuan kedua kepala negara karena tahun depan Indonesia akan melaksanakan pemilu.
Baca: Pemerintah Pacu Ekspor Furnitur ke Rusia
Pelaut Rusia mendapat perhatian saat Presiden Rusia Vladimir Putin pergi setelah menghadiri parade militer selama perayaan Hari Angkatan Laut di St Petersburg, Rusia, 30 Juli 2017. AP Photo
Arrmanatha menjelaskan, kunjungan Putin ke Indonesia di antaranya akan memfokuskan pembicaraan di bidang ekonomi. Hubungan bilateral Rusia dan Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami kemajuan signifikan.
Baca: Dubes Wahid Ingin Ada Penerbangan Langsung Indonesia - Rusia
Total nilai perdagangan Indonesia-Rusia periode Januari-November 2017 sebesar US$ 3,27 miliar. Jumlah itu naik 25,2 persen dibanding 2016, yang tercatat US$ 2,6 miliar. Dibanding negara-negara ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang terbesar Rusia. Indonesia mengekspor produk-produk perkebunan, kopi, teh, minyak kelapa sawit, dan sepatu ke Rusia.
Selain membahas bidang ekonomi, Indonesia akan meminta fleksibilitas visa kunjungan masyarakat Indonesia ke Rusia. Sepanjang 2017, tercatat ada sekitar 12 ribu warga negara Indonesia yang berkunjung ke negara beruang merah itu.
Dengan Rusia, Indonesia memiliki tiga konteks kerja sama utama. Pertama, kerja sama ekonomi. Kedua, kerja sama bidang pertahanan, khususnya mengenai peningkatan teknik militer, seperti alat utama sistem pertahanan (alutsista). Ketiga, kedua negara memiliki kerja sama erat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.