TEMPO.CO, Jakarta - Wali kota di satu wilayah pedalaman di Bolivia dipasung warga yang kecewa dengan kinerjanya. Warga di San Buenaventura, kota kecil di Bolivia Utara, baru-baru ini dilaporkan menggunakan hak konstitusional mereka untuk menerapkan hukum yang disebut keadilan sosial dengan memasung Wali kota Javier Delgado selama sekitar 1 jam.
Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak puas dengan layanan publik pemimpin yang terpilih secara demokratis tersebut.
Baca: Gereja Protes Wali Kota Yerusalem Tarik Pajak Miliaran Rupiah
Foto-foto memalukan dari wali kota sedang duduk di tanah dengan satu kaki ditempatkan di lubang kayu dan dikelilingi oleh penduduk kota yang marah, menjadi viral di media sosial Amerika Selatan sejak akhir Februari 2018.
Pada tanggal 25 Februari, Delgado seharusnya meresmikan sebuah jembatan yang dibangun dengan dana negara bagian dan kota, namun saat sampai di lokasi, dia terkejut saat menemukan orang banyak yang siap menghakiminya. Dia disidang selama sekitar satu jam sebelum akhirnya dipasung seperti yang terlihat pada gambar yang tersebar.
Baca: Referendum Diserbu, Wali Kota Barcelona Minta PM Spanyol Mundur
Menurut pangakuan Delgado, hukuman diberlakukan tanpa tahu apa kesalahannya. Dia justru menuding ada pihak-pihak tertentu, termasuk lawan politiknya yang memprovokasi warga untuk memasungnya.
"Mereka tidak memberi saya kesempatan untuk mengetahui mengapa saya dihukum, tapi saya tidak keberatan mengetahui bahwa risikonya akan meningkat," kata Delgado seperti dilansir Pulse pada 7 Maret 2018.
Baca: Muslim Amerika Serikat Maju Jadi Wali Kota, Diancam Dibunuh
Namun, Daniel Salvador, warga dari San Buenaventura, menjelaskan, Delgado dihukum karena tidak memenuhi komitmennya kepada masyarakat setempat, berbohong kepada mereka dan tidak menjadikan warga sebagai prioritas program kerjanya.
Hukuman sosial ini merupakan yang ketiga kali diberlakukan terhadap Delgado selama dua setengah tahun masa jabatannya.
Delgado adalah anggota Gerakan Menuju Sosialisme (MAS) pimpinan Presiden Bolivia, Evo Morales. Dia terpilih kembali setelah menciptakan sebuah pesta adat yang menggambarkan kisah legenda di kota tersebut.