TEMPO.CO, Jakarta - Bekas agen rahasia Rusia dan putrinya sekarat akibat diracun. Keterangan tersebut disampaikan pejabat keamanan di kantor kontraterorisme Inggris, Rabu, 7 Maret 2018.
"Kasus ini dapat mengancam rusaknya hubungan London dengan Moskow," tulis kantor berita Reuters mengutip keterangan pejabat di Inggris, Rabu.
Baca: Mantan Intelijen Rusia dan MI6 Sekarat di InggrisAsisten Komisaris Kepolisian Metropolitan, Mark Rowley bersama dengan Chief Medical Officer Sally Davies, memberi pernyataan pers mengenai Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang diracuni di pusat Salisbury, Inggris, 7 Maret 2018. REUTERS/Henry Nicholls
Sergei Skripal, seorang berpangkat kolonel dari Badan Intelijen Militer Rusia, GRU, dan putrinya berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan sekarat tergeletak di sebuah bangku di luar pusat perbelanjaan di Kota Salisbury, Inggris selatan, pada Ahad petang, 4 Maret 2018, waktu setempat.
Keduanya dalam kondisi kritis. Ketika polisi datang ke tempat kejadian perkara, kondisi bapak dan anak itu sangat serius, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga:
"Ini peristiwa percobaan pembunuhan yang melibatkan pemerintah dengan menggunakan racun saraf," kata Mark Rowley, anggota kepolisian London, kepada wartawan. "Dapat saya katakan, dua orang ini menjadi target khusus." Sergei Skripal. RTR/via Reuters TV
Rowley menuturkan para ilmuwan pemerintah telah mengidentifikasi bahwa bahan yang digunakan adalah racun saraf, tapi dia tidak akan mengatakan racun tersebut penyebabnya karena masih dalam proses investigasi. Dia juga menolak memberikan keterangan detail bagaimana racun tersebut bisa mengenai Skripal, 66 tahun, dan putrinya.
Sementara itu, seorang sumber keamanan Amerika Serikat yang tak bersedia disebutkan namanya menuturkan peristiwa tersebut kemungkinan melibatkan orang-orang Rusia yang membalas dendam karena Skripal dianggap berkhianat.
Baca: Sebelum Tewas Diracun, Whistleblower Rusia Kontak Agen Inggris
Skripal berkhianat terhadap puluhan agen rahasia Rusia untuk kepentingan dinas intelijen Inggris sebelum ditahan otoritas Rusia pada 2004.
Dia dihukum penjara selama 13 tahun pada 2006 setelah melalui persidangan rahasia. Pada 2010, dia mendapatkan perlindungan di Inggris setelah ditukar dengan mata-mata Rusia yang tertangkap di bandara Wina, Austria.