TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Mohammed bin Salman tiba di London, Inggris, Rabu, 7 Maret 2018, untuk kunjungan selama tiga hari sekaligus membicarakan masalah investasi.
Menurut kabar dari situs berita BuzzFeed, Mohammed bin Salman akan makan siang bersama Ratu Inggris di Istana Buckingham, menerima pandangan khusus mengenai kebijakan luar negeri dari pejabat keamanan nasional di Downing Street, makan malam dengan Pangeran William di Gedung Clarence, dan bertemu dengan Perdana Menteri Therea May.
Baca: Jenderal Arab Saudi Dilempar Telur, Inggris Resmi Meminta Maaf
Unjuk rasa menentang Mohammed bin Salman di Inggris. [Arab Organisation for Human Rights in UK]
"Putra Mahkota dan May juga akan mengadakan pertemuan pertama untuk membicarakan masalah Dewan Kerjasama Strategi antara Inggris dengan Arab Saudi terkait dengan kesepakatan perdagangan senilai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.376 triliun," tulis BuzzFeed, Rabu.
Namun demikian, kunjungan Mohammed bin Salman ini dihadang unjuk rasa yang menuding Arab Saudi sebagai pelanggar masalah kemanusian terbesar di dunia, termasuk di Yaman.Seorang pria melihat jenazah yang tertiban reruntuhan bangunan hotel setelah serangan udara Arab Saudi di Arhab, Yaman, 23 Agustus 2017. Sekitar 35 orang tewas akibat serangan udara tersebut. REUTERS/Khaled Abdullah
Selain itu, pengunjuk rasa juga mendakwa bahwa Arab Saudi telah menahan kaum pejuang hak asasi, menekan kebebasan berekspresi, dan meningkatkan orang-orang yang dieksuksi mati.
Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Akan ke Inggris Bahas Suriah dan Irak
Sejak dia ditunjuk menjadi Putra Mahkota oleh ayahnya Raja Salman November 2017 lalu, Mohammed bin Salman telah melakukan modernisasi di Kerajaan Arab Saudi. Namun banyak pihak mengritik dan meragukannya.