TEMPO.CO, London -- Putra Mahkota, Pangeran Mohammed Bin Salman berkunjung ke London, Inggris, yang akan berlangsung selama tiga hari setelah sebelumnya mengunjungi Mesir.
Mohammed, 32 tahun, tiba di London pada Selasa, 6 Maret 2018 waktu setempat dan mendapat sambutan meriah.
Baca: Mohammed bin Salman, Calon Raja Arab Saudi
Media Amerika Serikat, CNBC melaporkan kunjungan bertema peningkatan hubungan ekonomi dan militer kedua negara ini mendapat sambutan meriah seperti terlihat di jalan-jalan di ibu kota London.
Ada spanduk-spanduk terpasang berjajar menghiasi jalanan di Kota London saat MBS, sapaan Mohammed, tiba pada Selasa sore waktu setempat.
Baca: Mohammed bin Salman: Arab Saudi Dirundung Korupsi Sejak 1980
Jeremy Corbyn dan Theresa May. bbc.com
Media Guardian melaporkan Mohammed bakal mendapat jamuan khusus yaitu bersantap siang dengan Ratu Elizabeth II pada Rabu waktu setempat lalu diikuti santap malam dengan Pangeran Charles dan Duke of Cambridge, William.
Mohammed juga akan dijamu Perdana Menteri Inggris, Theresa May, dan para menteri senior seperti Menteri Luar Negeri, Boris Johnson, di kediaman resmi PM Inggris di Downing Street pada Rabu, 7 Maret 2018.
"Saudi Arabia merupakan salah satu kekuatan terbesar politik, diplomasi dan ekonomi di Timur Tengah," begitu pernyataan pemerintah Inggris seperti dilansir CNBC, Selasa, 6 Maret 2018. "Kunjungan ini membuka era baru dalam hubungan bilateral dua negara dengan salah satu teman lama di wilayah ini."
Ratu Elizabeth (Reuters/ Antaranews.com)
Menurut Mohamed Abdelmeguid, seorang analis tentang Arab Saudi di Economis Intelligence Unit, kerja sama komersial antara Saudi dan Inggris akan ditandatangani.
"London bersaing dengan kota-kota besar lainnya di dunia menjelang IPO Saudi Aramco sehingga bakal ada pembicaraan soal listing ini," kata Abdelmeguid. Initial Public Offering Aramco diperkirakan akan berlangsung tahun ini.
Media Financial Times melansir pertemuan tiga hari ini akan membahas transaksi ekonomi senilai US$100 miliar atau sekitar Rp1400 triliun.
Kedatangan Pangeran Saudi Mohammed ini mendapat unjuk rasa dari koalisi kelompok Hak Asasi Manusia Inggris. Mereka mengkritik pelanggaran HAM di Kerajaan Saudi, dan penjualan senjata canggih Inggris ke Saudi serta intervensi Riyadh dalam perang di Yaman.