TEMPO.CO, Jakarta - Seoul -- Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan hubungan antar-Korea dan upaya menghidupkan pembicaraan dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un untuk mengakhiri ambisi nuklir Korea Utara masih berada dalam tahapan kritis.
Kedua Korea akan membahas lebih lanjut soal ini dalam pertemuan puncak, yang akan dihadiri pemimpin tertinggi Kim Jong Un, pada April.
"Saya percaya ini masih terlalu awal untuk optimis karena kita baru saja memulai dari garis start," kata Moon kepada para pemimpin partai di Korea Selatan seperti diberitakan media Cheong Wa Dae dan dilansir media Korea Herald, Rabu, 7 Maret 2018.
Baca: Kim Jong Un Jamu Makan Malam Delegasi Korea Selatan Selama 4 Jam
Pemimpin partai yang hadir seperti Choo Mi-ae dari Partai Demokratik, yang berkuasa, dan Hong Joon-pyo, dari partai oposisi Partai Kebebasan Korea. Lalu ada beberapa partai-partai kecil.
Baca: Rezim Kim Jong Un Bakal Balas Trump jika Gelar Latihan Perang?
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, berpose dengan tim hoki es gabungan kedua negara di Olimpiade PyeongChang. USA TODAY
Ini merupakan pertemuan ketiga Moon dengan para pemimpin partai sejak menjabat sebagai Presiden Korea. Namun kali ini partai oposisi dilibatkan setelah sebelumnya memboikot dua pertemuan pertama, yang digelar tahun lalu.
Pernyataan Moon ini dilakukan sehari setelah lima utusan khusus Korea Selatan mengumumkan kesepakatan yang tercapai dengan Pyongyang. Salah satu kesepakatan itu adalah digelarnya pertemuan puncak antara pemimpin dua Korea pada akhir April. Ini merupakan pertemuan antar-Korea ketiga dan akan digelar di sebuah lokasi di Korea Selatan, yang berbatasan dengan garis perbatasan kedua Korea.
Jika pertemuan puncak ini jadi digelar, Kim Jong Un bakalan jadi pemimpin Korea Utara pertama yang menginjak tanah Korea Selatan sejak berakhirnya perang Korea yang berlansung 1950-1953.