TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna Twitter di Arab Saudi marah atas pelaksanaan peragaan busana di Madina, kota suci umat Islam. Menurut cuitan yang ditujukan kepada panitia pelaksana, peragaan busana sangat tidak sesuai dengan nafas kota suci Madina.
Salah seorang pengritik, Ahmed, sebagaimanan dilaporkan Middle East Monitor, Rabu, 7 Maret 2018, menulis dalam akun Twitter, "Masyarakat ini memiliki tujuan mendistorsi kesucian Dua Tempat Suci."
Baca: Risihnya Perempuan Saudi Soal Baju Sendiri
Perempuan yang mengenakan henna memotret dengan ponsel dalam Pekan Kebudayaan Saudi Arabia di Museum Nasional, Jakarta, 27 Maret 2016. Pekan budaya ini menampilkan pameran kaligrafi, musik, dan tari. ANTARA/Rosa Panggabean
Dua Kota Suci yang dimaksud Ahmed adalah Kota Mekkah dan Madina. Kedua kota tersebut dianggap suci bagi umat Islam. Makam Rasulullah terletak di Masjid Nabawi, Madina.
Pengritik lain, Thahoum, tak kalah pedas menulis, "Anggur menjadi minuman biasa, perjudian menjadi permainan keberuntungan dan nyanyian menjadi seni, suap menjadi minum kopi dan pergaulan bebas menjadi peradaban. Make up menjadi keanggunan, ketelanjangan menjadi kebebasan dan perzinahan menjadi hubungan sementara.
Sementara itu promosi kebajikan telah menjadi fanatisme. Setan telah berterus terang dengan kami, dia telah memberi kami peragaan busana di Kota Nabi."
Pengguna Twitter, Shmousha, juga menunjukkan kemarahannya. Dia menulis bahwa Madina adalah kota yang paling disucikan. "Siapapun yang berbuat aniaya bakal dilaknat Allah, malaikat dan seluruh masyarakat."
Dia melanjutkan, kota ini adalah tanah suci yang menjadi saksi pertemuan kaum Muahjirin dan Ansar, serta tempat Nabi yang paling dihormati.aja Arab Saudi King Salman bin Abdulaziz Al Saud melihat ibu negara Amerika Serikat, Melania Trump dalam kunjungan kenegaraan di Riyadh, Arab Saudi, 20 Mei 2017. Dalam kunjungannya ke Arab Saudi dan bertemu Raja Arab Saudi, Melania mengenakan busana lebih tertutup dari biasanya dengan gamis hitam, dipadukan dengan ikat pinggang berwarna kuning keemasan. REUTERS
"Anda tidak berhak melakukan tindakan yang dapat menodai kesucian tanah ini. Anda menggelar kegiatan menyesatkan, menyatakan bahwa kegiatan tersebut untuk tujuan filantropi namun secara diam-diam merupakan praktik korupsi. Jangan memprovokasi orang dengan kedok agama dan kesucian mereka," tulisnya.
Pada Desember 2017, Raja Salman bin Abdul Azis menolak usulan Menteri Perdagangan dan Investasi, Ghassan Alsulaiman, untuk menggelar peragaan busana di Riyadh.
Baca: Fatwa Ulama: Perempuan Arab Saudi Boleh Tidak Pakai Abaya
Untuk pertama kalinya Arab Saudi menggelar peragaan busana di Jeddah pada akhir Februari 2018. Kegiatan ini bagian dari pameran Pernikahan Internasional Saudi yang berlangsung selama tiga hari.
Pameran di Arab Saudi tersebut diikuti oleh 160 perusahaan lokal dan internasional yang menyediakan inovasi dan perlengkapan terbaru di dunia fashion, kecantikan, dekorasi, perhiasan dan seluruh aksesoris pengantin.