TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita dari komunitas terpinggirkan di Pakistan, yang termasuk hierarki bawah kasta Hindu dan bagian minoritas di sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim, terpilih menjadi anggota Senat untuk pertama kalinya.
Krishna Kumari Kohli, anggota Partai Rakyat Pakistan (PPP), berasal dari golongan Dalit, anak tangga paling rendah dari sistem kasta yang masih ada di Pakistan dan negara tetangga India.
Baca: India Vs Pakistan: 5000 Bunker Dibangun di Perbatasan Kashmir
Politisi di majelis nasional dan empat provinsi pada Sabtu memilih setengah dari 104 anggota Senat untuk masa jabatan enam tahun.
Kholi, yang bekerja di ladang bersama orang tuanya saat kecil, akan menjalani sumpah jabatannya pada akhir Maret ini.
Baca: Pakistan Bungkam Soal Pengiriman 1.000 Serdadu ke Arab Saudi
"Saya merasa senang, tidak terpikirkan bagi saya untuk mencapai Senat," katanya, seperti dilansir Al Jazeera pada Ahad, 4 Maret 2018. Seperti dilansir media The Hindu, Kohli mengatakan,"Saya merasa bangga. Saya berterima kasih kepada Partai Rakyat Pakistan yang menominasikan saya."
Kholi, yang lahir dan besar di sebuah distrik terpencil, mengatakan bahwa kesuksesannya adalah berkat orang tuanya, yang mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan dan akhirnya membantunya meraih gelar universitas.
Dia kemudian bekerja untuk sebuah organisasi non-pemerintah sebelum bergabung dengan Partai Rakyat Pakistan pimpinan Perdana Menteri Benazir Bhutto, yang tewas dibunuh.
Partai itu mencalonkan dirinya untuk sebuah kursi yang diperuntukkan bagi kandidat minoritas dari provinsi Sindh, di mana ia mendapat suara mayoritas.
"Saya akan terus bekerja untuk hak orang-orang tertindas, terutama untuk pemberdayaan perempuan, kesehatan dan pendidikan mereka," katanya.
Warga Hindu Pakistan berjumlah sekitar dua persen dari sekitar 200 juta penduduk negara itu.
Kemenangan kandidat oposisi Kohli dalam pemilihan Senat menggerakkan gelombang optimisme pada media sosial. Orang-orang Pakistan merayakan keberhasilan langka seorang wanita dari komunitas terpinggirkan di bagian bawah hirarki kasta Hindu.
"Kudos to PPP untuk pemilihan #KrishnaKohli .... Parlemen kita harus memiliki perwakilan dari semua agama, kelas & gender dalam mengejar demokrasi sejati," kata aktivis hak asasi manusia Jibran Nasir.
Pemilu pada Sabtu, 3 Maret 2018, menempatkan partai Perdana Menteri Nawaz Sharif, yang digulingkan, dengan mayoritas 33 kursi di majelis tinggi parlemen, setelah memenangkan 15 kursi tambahan. Partai bekas Presiden Asif Zardari berada di posisi kedua, disusul oleh partai yang dipimpin oleh mantan bintang kriket Imran Khan.
Anggota parlemen dan majelis provinsi memilih Sabtu untuk mengisi setengah kursi di Senat, atau majelis tinggi, sebelum pemilihan musim panas ini untuk majelis rendah parlemen.
Liga Muslim Pakistan yang berkuasa - Nawaz (PML-N) memenangkan 15 dari 52 kursi untuk yang diperebutkan dalam pemilihan, untuk mengamankan total 33 tempat di majelis tinggi yang secara total berjumlah 104 tempat duduk. Dukungan dari sekutu kemungkinan akan memberikan mayoritas yang dominan.
Partai Rakyat Pakistan memenangkan 12 kursi dan Partai Tehreek-e-Insaf Pakistan, yang dibesut mantan bintang kriket Imran Khan, berada di urutan ketiga, dengan enam.