TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia akan menggunakan pertemuan ASEAN Summit di Sydney, Australia, untuk mengkonfrontasi Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, terkait pernyataannya terhadap para demonstran di Australia yang memprotesnya.
Dalam pemilu legislatif 21 Februari 2018, Partai yang diketuai Hun Sen, menyapu bersih suara sehingga menjadikan Hun Sen, yang sudah berkuasa 3 dekade di Kamboja, kembali memegang kendali.
Masyarakat dunia mencibir kemenangan partai Hun Sen dalam pemilu itu. Hun Sen pun memberikan peringatan kepada para demonstran agar jangan membakar foto atau patungnya atau dia akan mengejar para pengunjuk rasa sampai ke rumah mereka dan memukulinya.
Baca: Kamboja Tuding Amerika Serikat Bohong Soal Bantuan
Dari kiri: Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Jokowi dan PM Malaysia Najib Razak, berusaha melakukan jabat tangan ASEAN di ASEAN Summits Vientiane, Laos, 7 September 2016. AP/Bullit Marquez
Demonstran di Australia pun tersulut oleh kata-kata Hun Sen ini. Mereka melakukan unjuk rasa dan membakar foto Hun Sen. Melihat perintahnya dilawan, Hun Sun mengeluarkan sumpah-serapah dan memberikan reaksi mengejutkan bagi pemerintah Australia.
“Gila dan bodoh. Jangan main-main dengan Hun Sen, kalian semua masih lemah. Untuk satu kali pukulan, kalian akan hilang ingatan hanya gara-gara membakar foto Hun Sen. Jadi, jika Anda memainkan permainan Hun Sen, maka saya akan menyeret Anda bermain,” kata Hun Sen, menanggapi aksi protes yang terjadi di Australia, seperti dikutip oleh Phnompenh Post, Senin, 5 Maret 2018.
Baca: PM Hun Sen Angkat Putra Sulung Jadi Pejabat Militer Senior
Sekretaris Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Frances Adamson, memberikan sinyalemen jika perangai kasar Hun Sen akan menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan khusus ASEAN-Australia pada 17 Maret dan 18 Maret 2018.
Keluarga Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, phnompenhpost.com
Ajang ini akan digunakan oleh Perdana Menteri Australia Malcom Trunbul dan para menteri di Australia untuk berhubungan dengan mitra-mitra mereka di ASEAN, termasuk membicarakan masalah yang menjadi kekhawatiran bersama.
Juli Heckscher, asisten pertama Sekretaris Urusan Departemen Asia Tenggara, mengatakan Duta Besar Australia, Angela Corcoran, telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, membahas perangai Hun Sen ini.
"Jelas bahwa ancaman-ancaman itu terlihat berbahaya. Ada kebebasan berekspresi dan berpendapat di Australia. Ancaman dilakukan di tanah Australia tidak bisa diterima pemerintah Australia," kata Julie.