TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan Arab Saudi memproduksi alat pertahanan di dalam negeri, termasuk suku cadang dan industri militer menuai hasil signifikan.
"Industri dalam negeri dapat menghemat anggaran hingga 50 persen sekitar 33 miliar riyals atau setara dengan Rp 120 triliun," kata Mayor Jenderal Attiyah al-Maliki, Direktur Jenderal Indutsri Departemen Pertahanan Saudi.
Baca: Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?
Saudi Arabia mengikuti jejak Turki, sebulan kemudian. Situs militer IHS Janes menulis bahwa Arab Saudi dan Rusia telah menandatangani sebuah kesepakatan yang mencakup pengadaan sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 yang akan dibangun di kerajaan tersebut, pada saat Raja Salman mengunjungi Moskow, 5 oktober 2017. AFP/Vasily Maximov
Al-Maliki mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya pada acara pameran alat pertahanan, lembaga yang dia pimpin telah meneken kerjasama dengan sejumlah perusahaan nasional, internasional dan beberapa pusat penelitian.
Peristiwa itu menandai dimulainya langkah kerja sama dengan produsen lokal, termasuk untuk mempersiapkan kontrak dengan berbagai pihak yang berkepentingan.
Al-Maliki menjelaskan, sekitar 800 pabrik telah mengajukan permohonan untuk bekerja sama dengan industri pertahanan Arab Saudi.Anggota keamanan Arab Saudi saat parade militer jelang pengamanan ibadah Haji di Mekkah, Arab Saudi, 23 Agustus 2017. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
"Ada juga beberapa perusahaan asing yang turut bagian dalam kerja sama ini," ucapnya kepada Al Arabiya.
Baca: Amerika Serikat Siapkan Bantuan Militer ke Libanon Rp 1,6 Triliun
Arab Saudi, sebuah negara terkaya di Timur Tengah, melengkapi alat pertahanannya dari berbagai negara termasuk membeli perlengkapan tempur dari Amerika Serikat, Rusia, Prancis dan Inggris. Negeri ini mengeluarkan triliun rupiah untuk membeli senjata tempur.