TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Amerika Serikat dan sekutunya ke Suriah selama Februari 2018 menewaskan setidaknya 129 orang di Deir Ez-Zor, termasuk 83 perempuan dan anak.
Keterangan tersebut disampaikan Syrian Observatory for Human Rights kepada media seperfti dikutip Middle East Monitor, Jumat, 2 Maret 2018.
Baca: Inggris Gabung Amerika Serikat Gempur Suriah
Pejuang dari Unit Perlindungan Wanita, atau YPJ, mengadakan sebuah perayaan di Paradise Square di Raqqa, Suriah, 19 Oktober 2017. Pasukan oposisi ini didukung oleh Amerika Serikat dalam upaya pengambil alihan Kota Raqqa. AP/Gabriel Chaim
Jumlah total korban itu dihitung menyusul pembunuhan massal di Provinsi Al-Shafah pada Rabu, 28 Februari 2018 yang menewaskan 22 orang termasuk tujuh perempuan dan sembilan anak. Kawasan tersebut dihantam serangan sejak awal pekan ini dan Jumat lalu ketika sebuah rumah susun dihajar bom mengakibatkan 25 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat melakukan 23 serangan terhadap 35 target antara 23 Februari hingga 1 Maret 2018 terhadap militan ISIS. "Dalam aksinya, SDF mengklaim berhasil menghancurkan persenjataan ISIS dan jalur suplai," tulis Middle East Monitor, Jumat.Pengunjuk rasa menggelar aksinya dengan membawa plakat bertuliskan "No Trump No to war" dan "Stop Bombing Syria" atas diluncurkannya rudal Amerika Serikat untuk memborbardir negara Suriah di depan tengah kota London, Inggris, 7 April 2017. REUTERS
Sebagian besar serangan udara itu dilancarkan di sebelah selatan dan barat Kota Al-Bukamal serta kawasan Al-Shafah di sisi timur Sungai Eufrat.
Baca: Ketegangan di Suriah, Amerika Serikat Minta Turki Tahan Diri
Ketika ditanya mengenai pembunuhan massal, juru bicara pasukan koalisi dari Amerika Serikat Kolonel Ryan Dillon mengatakan, "Kami menanggapi seluruh tudingan itu dengan serius dan seperti yang selalu kami lakukan, kami akan memasukkannya ke dalam penilaian korban sipil kami dan akan kami mempublikasin hasilnya setiap bulan."