TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah ramah anak pertama kali berdiri di Gaza, Palestina, pada 1 Maret 2018. Sekolah yang berlokasi di reruntuhan sekolah Jamal Abdul Nasser itu menampung 800 murid.
Sekolah ramah anak tersebut, mengutip Middle East Monitor, didirikan yayasan pendidikan Qatar, Education Above All Foundation, dan beberapa badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan mendapat masukan dari anak-anak serta masyarakat setempat.
Baca: Anak-anak di Gaza Alami Trauma Berat
Selain menjadi pusat kegiatan belajar-mengajar anak-anak di Gaza, sekolah tersebut saat ini juga digunakan sebagai tempat penampungan penduduk Gaza yang meninggalkan rumahnya selama konflik bersenjata terjadi.
"Kami sangat bangga terlibat membangun sekolah inovasi di Gaza untuk komunitas yang layak memiliki fasilitas kualitas pendidikan terbaik. Pendidikan merupakan hak paling dasar, salah satu yang terpenting bagi masa depan Palestina. Dengan menginvestasikan masa depan mereka, kami memampukan orang-orang muda ini untuk memainkan peran kucing dalam membangun kembali komunitas mereka, membuka sepenuhnya potensi mereka," kata Farooq Burney, Direktur Eksekutif Yayasan Education Above All.
Baca: Begini Girangnya Anak-Anak Gaza Saat Pertama Kali ke Yerusalem
Perwakilan khusus Unicef di Gaza, Genevieve Boutin, menuturkan rampungnya sekolah ramah anak di kompleks sekolah Abdul Nazzer merupakan peluang untuk merefleksikan bagaimana proyek ini telah membantu, tidak hanya membangun kembali sekolah, tapi juga mengkatalisasi investasi tambahan pada anak dan orang muda di Gaza.
Selain mendirikan sekolah di Gaza, menurut yayasan ini, pihaknya sudah berkontribusi dengan melakukan pelatihan pada 400 sekolah untuk menambah pengetahuan dan skill mereka.