TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah laki-laki dan perempuan yang menikah di Inggris mengalami penurunan hingga ke titik terendah. Penurunan ini kuat dugaan karena naiknya biaya pernikahan di negara itu.
Menurut data Statistik Nasional Inggris seperti dikutip dari timesofmalta.com pada Kamis, 1 Maret 2018, jumlah laki-laki dan perempuan, yang menikah di Inggris pada 2015 terendah dibanding data pernikahan paling rendah sebelumnya, yakni tahun 1862.
Baca: Orang Inggris Ternyata Tak Bahagia
Ilustrasi pernikahan Botanical Garden by Twitter
Pada 2015, laki-laki yang menikah hanya 21.7 persen dibanding ribuan laki-laki yang memilih menunda pernikahan. Sedangkan untuk wilayah England dan Wales, ada 19.8 persen perempuan yang memutuskan menikah pada tahun itu, dibanding ribuan perempuan yang memilih melajang.
Baca : Inggris Resmi Akui Pernikahan Sesama Jenis
Yang juga menarik dari data statistik tersebut, yaitu terjadi kenaikan jumlah orang-orang di Inggris yang menikah pada kelompok usia senja. Pernikahan pada laki-laki berusia 65 tahun dan perempuan pada usia 55 tahun, meningkat.
“Angka pernikahan antara pasangan berlainan jenis pada 2015 turun 3.4 persen dibanding 2014. Namun meski terjadi penurunan secara keseluruhan, pernikahan di kalangan usia senja mengalami kenaikan,” kata Nicola Haines dari Statistik Nasional Inggris.
Sejumlah ahli berpandangan banyak orang sekarang lebih fokus pada prioritas lain, seperti pendidikan, membeli rumah, baru memulai sebuah keluarga. Harry Benson direktur peneliti dari Yayasan Pernikahan Inggris, mengatakan turunnya angka pernikahan di Inggris harus menjadi perhatian seluruh pemegang kebijakan di Inggris. Dia mengatakan banyak orang sekarang ini melihat tidak banyak perbedaan antara menikah dan kumpul kebo.