TEMPO.CO, Jakarta - Suasana debat televisi perdana calon presiden, capres, Rusia diwarnai kekacauan setelah dua kandidat saling caci maki, bahkan hampir menjurus ke kekerasan fisik.
Perseteruan itu terjadi antara Vladimir Zhirinovsky dan Ksenia Sobchak saat debat yang disiarkan secara nasional oleh Channel One pada 28 Februari 2018.
Baca: Empat Wanita Ini Tantang Putin di Pemilu Rusia 2018
Ketegangan antara keduanya bermula ketika satu kandidat lain, Sergei Baburin tengah berbicara. Zhirinovsky yang merupakan pemimpin ultranasionlis menyela pernyataan Baburin, dan Sobchak satu-satunya kandidat wanita langsung memarahinya agar diam.
Tak terima diperintahkan untuk diam, Zhirinovsky kemudian melancarkan serangan verbal kepada Sobchak dengan kata-kata yang dilarang diucapkan di televisi.
Zhirinovsky, seorang pemimpin ultranasionalis dan anggota parlemen dari partai Liberal Demokratik Rusia, mengumpat Sobchak dengan sebutan wanita jalang dan seorang yang idiot.
Baca: Gaet Pemilih Muda Rusia, Pendukung Putin Gunakan Model Seksi
"Apa menurutmu pria bisa berbicara dengan wanita seperti itu?" jawab Sobchak yang mengklaim dirinya mewakili alternatif liberal.
Tak lama setelahnya, Sobchak langsung menyiram Zhirinovsky dengan segelas air putih tepat di wajahnya sembari mengucapkan kata-kata kasar.
Perdebatan tersebut diselengarakan untuk membahas visi misi masing-masing kandidat terkait masalah kebijakan luar negeri, pertahanan dan ancaman dari luar.
Baca: Pengadilan Hambat Pesaing Putin dalam Pilpres Rusia 2018
Seperti dlansir Sputnik News pada 1 Maret 2018, 7 dari 8 kandidat hadir dalam debat tersebut, 1 yang tidak hadir adalah Presiden Valdimir Putin.
Pemilihan presiden Rusia akan berlangsung pada 18 Maret 2018. Putin diyakini akan memenanginya.
Selama tiga minggu ke depan, akan ada lebih banyak kesempatan untuk kemampuan para kandidat capres Rusia dalam debat. Beberapa topik yang akan diperdebatkan termasuk ekonomi, pekerjaan, perawatan kesehatan dan masalah domestik dan luar negeri lainnya.