TEMPO.CO, Jakarta - Publik dikejutkan dengan keputusan Raja Salman yang menunjuk seorang wanita, Tamadur binti Youssef al-Ramah sebagai Wakil Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi. Keputusan bersejarah menempatkan perempuan di jabatan senior di pemerintahan.
Sebelum menjadi Wakil Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi melalui dekrit yang diterbitkan Raja Salman pada 26 Februari 2018, al-Ramah adalah seorang pejabat pemerintahan di bidang kesejahteraan sosial dan keluarga.
Baca: Arab Saudi Siap Terima Wanita Jadi Anggota Militer
Dengan jabatan barunya ini, maka al-Ramah resmi menjadi perempuan pertama Arab Saudi yang menduduki jabatan wakil menteri dalam pemerintahan Raja Salman. Sebelumnya pada 2009, kabinet Kerajaan Arab Saudi juga pernah menunjuk perempuan untuk mengisi posisi wakil menteri pendidikan, yaitu Norah bint Abdallah Al Faiz.
Al-Ramah adalah wanita Arab Saudi yang terbilang sukses dalam pendidikan. Dia merupakan satu dari sedikit wanita Saudi yang menempuh pendidikan program pasca sarjana.
Al-Ramah meraih gelar S2 dari Universitas Wales Bangor, Inggris pada 2003 setelah lulus S1 dari Universitas Raja Saud di Riyadh, Arab Saudi. Pada 2007, dia dianugerahi gelar Ph.D bidang Radiologi dan Teknik Kedokteran dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan Manusia di Universitas Manchester.
Baca: Arab Saudi Izinkan Perempuan Berbisnis Tanpa Izin Muhrimnya
Kerajaan konservatif tersebut telah melakukan banyak perubahan sejak promosi Putra Mahkota Mohammed bin Salman tahun lalu. Penunjukan seorang wanita di kementerian tenaga kerja adalah bagian dari upaya untuk memodernisasi dan mempromosikan bentuk Islam yang lebih moderat.
Pangeran berusia 32 tahun tersebut telah mempelopori Vision 2030, rencana ekonomi ambisius paska minyak Arab Saudi yang bertujuan menjadikan negara ini tujuan yang lebih modern dan ramah wisatawan. Termasuk meningkatkan peran wanita dalam kehidupan di negara tersebut.
Baca: 6 Perubahan Terbesar Terjadi di Arab Saudi Tahun 2018
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, pemerintah juga bertujuan untuk meningkatkan persentase perempuan di angkatan kerja negara dari 23 persen menjadi 28 persen pada tahun 2020.
September lalu, dekrit kerajaan mengungkapkan bahwa wanita akan dapat memperoleh lisensi mengemudi yang berlaku mulai Juni 2018, dengan berita yang dirayakan secara luas di seluruh dunia. Selain mengizinkan wanita untuk menonton bola secara langsung ke stadion serta diterima bekerja di militer.