TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun seluruh anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui gencatan senjata di Ghouta Timur, pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus, yang berlaku 30 hari sejak Senin, 26 Februari 2018, jet Suriah tetap menggempur kawasan tersebut pada Rabu, 28 Februari 2018.
Rusia, sekutu dekat Suriah yang juga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sepertinya diam atas gempuran jet tempur negeri karibnya itu.
Baca: Prancis dan Jerman Desak Rusia Hentikan Serangan Suriah
Foto ini dirilis pada hari Jumat, 23 Februari 2018 oleh kelompok aktivis anti-pemerintah Suriah Ghouta Media Center, menunjukkan kepulan asap yang melambung ke udara usai pesawat tempur pemerintah Suriah membombardir Ghouta, pinggiran kota Damaskus, Suriah. Aktivis oposisi dan sebuah monitor perang melaporkan, korban tewas sejak serangan lima hari lalu meningkat menjadi lebih dari 400 orang. (Ghouta Media Center via AP)
Rabu ini adalah hari kedua untuk proses evakuasi warga yang cedera selama lima jam. Masa gencatan senjata ini juga untuk penyaluran bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan obat-obatan setelah daerah itu dikepung pasukan Suriah.
Sebelumnya, Selasa, 27 Februari 2018, Presiden Rusia meminta gencatan senjata diberlakukan dari pukul 09.00 pagi hingga 14.00 siang waktu setempat (07.00-12.00 GMT).
"Namun himbauan Putin terbukti sia-sia sebab alat perang Suriah masih melakukan serangan mengakibatkan sedikitnya empat penduduk sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka," tulis Al Jazeera, Rabu.Petugas berlari saat mengevakuasi korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran kota Damaskus, 20 Februari 2018. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Ghouta Timur, wilayah yang diduga menjadi pertahanan terakhir pemberontak di pinggiran Damaskus, mendapatkan serangan berat sejak 18 Februari 2018. Jet tempur Suriah didukung Rusia melancarkan serangan ke posisi pemberontak yang menguasai daerah tersebut sejak lima tahun lalu.
Baca: Dewan Keamanan PBB Setujui Gencatan Senjata 30 Hari di Suriah
Sejak itu, tulis Al Jazeera, pemerintah Presiden Bashar al-Assad menerapkan strategi pengepungan sehingga menciptakan krisis kemanusiaan selama beberapa tahun terakhir ini.
Pada Ahad, 25 Februari 2018, pasukan Suriah melancarkan serangan darat, bertempur dengan para pemberontak di berbagai front dalam upaya menekan posisi mereka. Menurut Syrian Observatory for Human Right, sejak serangan yang dilancarkan pasukan Suriah pada 18 Februari 2018, lebih dari 550 orang tewas.