TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mendukung pemberlakuan gencatan senjata selama lima jam di Ghouta Timur, Suriah, untuk memberikan kesempatan evakuasi dan akses bantuan kemanusiaan.
Laporan kantor berita Reuters, Selasa, 27 Februari 2018, menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata harian dari pukul 09.00 pagi hingga 14.00 siang waktu setempat (07.00 GMT hingga 12.00 GMT) serta menciptakan koridor kemanusiaan bagi penduduk sipil untuk meninggalkan Ghouta Timur, kawasan yang dibombardir pasukan pemerintah sejak 18 Februari 2018 mengakibatkan ratusan orang tewas.
Baca: Prancis dan Jerman Desak Rusia Hentikan Serangan Suriah
Petugas medis berusaha memberi pertolongan pada korban serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran kota Damaskus, 20 Februari 2018. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Syrian Observatory for Human Rights dalam keketerangannya kepada media mengatakan, penghentian peperangan secara umum di Ghouta sejak semalam telah berlangsung, meskipun masih ada empat roket yang diluncurkan menghantam Kota Douma pada Selasa pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan pada Senin, 26 Februari 2018, Rusia dan pasukan Suriah sepakat menghentikan serangan demi memberikan kesempatan penduduk sipil meninggalkan Ghouta dan evakuasi warga yang sakit dan luka-luka.Seorang gadis wanita mengelap luka pada wajah adiknya saat mendapatkan perawatan akibat terkena serangan udara pesawat tempur pasukan Pemerintah Suriah, di sebuah rumah sakit di kota Douma, Ghouta Timur, Damaskus, Suriah, 23 Februari 2018. REUTERS / Bassam Khabieh
Namun juru bicara pemberontak di Ghouta Timur, Failaq al-Rahman, menuduh Rusia menghadirkan sejumlah orang untuk memaksa penduduk meninggalkan daerah tersebut. "Rusia telah membombardir Ghouta Timur. Rusia adalah penjahat," ucap al-Rahman seperti dikutip Reuters.
Baca: PBB: Suriah Jadikan Ghouta Neraka di Bumi
Ghouta Timur adalah benteng pertahanan besar pemberontak dekat dengan Damaskus untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang didukung Rusia dan Iran. Sebelumnya, PBB menyebut Ghouta Timur adalah neraka di atas bumi yang diciptakan Suriah dengan dukungan jet tempur Rusia.