TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berskala 7.5 magnitudo melanda Papua Nugini pada awal pagi ini. Ada laporan yang belum terverifikasi bahwa gempat ini menimbulkan gangguan listrik dan menyebabkan beberapa bangunan rusak.
Getaran ini berpusat di sekitar 90 kilometer selatan Porgera di wilayah Enga, menurut US Geological Survey, dan terjadi pada kedalaman 35 kilometer.
Baca: Keerom Terima 6.000 Warga Papua Nugini Jadi WNI
Gempa ini terjadi pada Senin dini hari, 26 Februari 2018 dan berpusat sekitar 96 kilometer barat daya Mendi, ibu kota provinsi Highlands Selatan, yang merupakan sebuah kota berpenduduk lebih dari 50.000 orang.
Baca: Indonesia dan Papua Nugini Bangun Monumen Persahabatan
Gempa itu melanda daerah pegunungan di negara itu dan para ilmuwan AS mengatakan tidak ada ancaman tsunami yang mengikuti getaran itu.
Ahli gempa di Observatorium Geofisika di Port Moresby, Felix Taranu, mengatakan getaran kuat dirasakan di Gunung Hagen, sekitar 168 kilometer dari ibu kota Papua Nugini.
Dia mengatakan sejumlah cuitan di media sosial melaporkan terjadi pemadaman listrik dan kerusakan bangunan di Porgera. Namun belum diketahui apakah ada korban tewas maupun luka-luka.
Sekretaris Utama Duta Besar Pemerintah, Isaac Lupari, mengatakan tim penilai bencana telah dikirim ke bagian Provinsi Highlands Selatan dan Provinsi Hela.
"Kami meluangkan waktu untuk mengirim tim penilai dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi," kata dia.
Laporan ABC Online pada 26 Februari 2018 menyebutkan beberapa gempa susulan terjadi pasca getaran besar itu.
Seperti dilansir Channel News Asia, gempa itu menyebabkan perusahaan minyak dan gas segera menunda operasi di wilayah, yang kaya akan energi itu.
ExxonMobil Corp mengatakan telah menutup pabrik pendingin gas Hides, dekat dengan pusat gempa.
Penjelajah minyak dan gas PNG Oil Search mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menutup produksi di daerah yang terkena gempa dan telah terjadi beberapa gempa susulan dengan kekuatan diatas 5 magnitudo.
USGS mengatakan kematian dan kerusakan dapat terjadi dan gempa bumi baru-baru ini di daerah itu menyebabkan tanah longsor.
Gempa bumi umum terjadi di Papua Nugini, yang berada di "Cincin Api" Pasifik, sebuah hotspot untuk aktivitas seismik karena adanya gesekan antara lempeng tektonik.