TEMPO.CO, Hong Kong - Pascatewasnya buruh migran Adelina J. Sau asal Indonesia di Malaysia, sekitar 500 orang, termasuk buruh migran dari Indonesia dan beberapa warga negara Hong Kong, melakukan aksi solidaritas di Causeway Bay, Hong Kong, pada Ahad, 25 Februari 2018, waktu setempat.
Mereka menyalakan lilin dan berdoa untuk para korban perdagangan manusia.
Baca: Beredar Video Diduga Penyiksaan TKI Adelina Lisao
Tenaga kerja wanita dari berbagai negara berunjukrasa memprotes penyiksaan terhadap Erwiana Sulistyaningsih, TKW Indonesia, di Hong Kong (16/1). Kasus Erwiana merupakan kasus terakhir yang menimpa tenaga kerja asing yang bekerja di Hong Kong. AP/Kin Cheung
Para buruh migran menuntut ditegakkannya keadilan dan menyuarakan kemarahan atas kasus-kasus penyiksaan yang baru-baru ini terjadi terhadap rekan mereka. Menurut panitia aksi solidaritas ini, protes hanya dilakukan sekitar 30 menit, sementara satu jam lain merupakan aksi solidaritas dengan berkumpul dan menyalakan lilin.
“Ini adalah kasus lain setelah kasus Erwiana terjadi. Kejadian ini memperlihatkan tingkat penyiksaan dan kekerasan yang dihadapi para asisten rumah tangga. Mau berapa banyak lagi korban yang harus menderita dan meninggal dunia?” ucap Eni Lestari dari Serikat Buruh Migran Internasional, Ahad, 25 Februari 2018, seperti dikutip dari media SCMP.
Baca: Majikan TKW Adelina di Malaysia Diminta Bayar Kompensasi
Dia mengatakan, melalui aksi ini, pihaknya ingin ada langkah nyata. Sebab, meskipun banyak dilakukan pertemuan dan dibuat pakta-pakta internasional, kasus penyiksaan terhadap buruh migran tidak mengalami penurunan dan sebaliknya malah semakin merajalela.
Untuk itu, Lestari menuturkan pihaknya ingin mengirim pesan kepada negara pengirim tenaga kerja dan negara penerima bahwa para buruh migran kecewa serta sangat marah akan kurangnya perlindungan yang dimiliki para buruh migran saat ini. Terkait dengan kasus kematian Adelina, pemerintah Indonesia dan Malaysia sama-sama harus bertanggung jawab.