TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Kedutaan Besar AS di Yerusalem akan dibuka pada Mei 2018, bertepatan dengan 70 tahun deklarasi kemerdekaan Israel.
"Perpindahan kedutaan besar ini adalah sebuah langkah bersejarah," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kepada media, Jumat, 23 Februari 2018, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu, 24 Februari 2018.
Baca: Tiga Tahun Lagi, Kedutaan Amerika Serikat Pindah ke Yerusalem
Peserta aksi solidaritas untuk Palestina membakar bendera Israel dan Amerika saat berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, 15 Desember 2017. Aksi tersebut menyerukan pembelaan untuk Palestina dan mengecam pengakuan sepihak Presiden Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Dari pengumuman yang disampaikan kemarin itu, berarti perpindahan tersebut lebih cepat dari rencana semula. Sebelumnya, pada akhir Januari 2018, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengatakan masalah kedutaan ini sangat kontroversial, sehingga perpindahannya kemungkinan pada 2019.
Bagi rakyat Palestina, 15 Mei adalah Hari Nakba atau Hari Malapetaka. Ketika itu, mereka dipaksa keluar dari kampung halamannya untuk memberikan jalan bagi Israel masuk sekaligus mendirikan sebuah negara.
Pada 1947 hingga 1949, sedikitnya 750 ribu warga Palestina dari 1,9 juta orang diusir dari tanah kelahirannya dari Palestina. Israel memproklamasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948.
Massa aksi membakar bendera Israel dan Amerika Serikat di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, 15 Desember 2017. Massa aksi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Yerusalem mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pemindahan ibukota Israel ke Yesrusalem. Tempo/Ilham Fikri
Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada kantor berita AFP sebagaimana dilansir Al Jazeera, pengumuman Amerika tersebut sebagai bentuk provokasi bagi dunia Arab dan nyata-nyata sebuah pelanggaran hukum internasional.
Baca: Ini Ancaman Turki jika AS Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan sikap Amerika Serikat itu merusak solusi dua negara. Dari Israel diperoleh informasi, Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas pengumumannya.