TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Rusia, M. Wahid Supriyadi, menyayangkan belum adanya rute penerbangan langsung Rusia – Indonesia, dan sebaliknya. Padahal, keuntungan yang akan diperoleh dari penerbangan langsung ini sangat besar, khususnya bagi Indonesia.
Orang-orang menonton dekorasi meriah yang menggambarkan Kremlin Moskow untuk merayakan malam tahun baru di terminal kereta Kievsky Square di Moskow, Rusia, 28 Desember 2017. REUTERS
Jumlah wisatawan asing asal Rusia dalam dua tahun terakhir naik. KBRI Rusia mencatat jumlah wisatawan Rusia yang berlibur ke Indonesia pada 2016 sekitar 80.514. Angka ini membuat wisatawan Rusia terbesar ketiga yang plesiran ke Indonesia. Pada 2017, ada 110.529 wisatawan Rusia berlibur ke Indonesia.
“Turis dari Rusia tipenya long trip dan tidak ragu menghabiskan uang saat berlibur. Boleh dibilang turis bintang lima. Pada tahun lalu, kami mengundang beberapa wartawan Rusia ke tempat-tempat wisata, yang ada di Indonesia mengingat selama ini hampir 90 persen turis Rusia selalu liburan ke Bali,” kata Wahid.
Baca: Pemerintah Dorong Peningkatan Jumlah Turis Rusia
Penerbangan langsung, selain menguntungkan sektor pariwisata, juga menguntungkan sektor perdagangan. Yakni untuk ekspor buah-buah tropikal karena pengiriman lewat laut bisa memakan waktu sampai 40 hari. Embargo Uni Eropa ke Rusia telah membuat 13,5 miliar pasar Rusia diperebutkan negara-negara ASEAN
Baca: Vladimir Putin Menghadiahkan Gurunya Apartemen di Tel Aviv
“Buah-buahan di Rusia kecut dan mahal. Jadi saya melihat ini peluang yang bagus untuk kita, terlebih daya beli masyarakat Rusia cukup tinggi dan permintaan untuk buah-buah tropikal sangat besar. Makanan adalah produk yang sangat diminati,” kata Wahid.
Saat ini, maskapai Garuda Indonesia belum memiliki penerbangan langsung ke Negara Beruang Merah. Sebaliknya, sudah ada maskapai dari Rusia yang melakukan penjajakan ke pemerintah Indonesia, tetapi Wahid belum bisa membocorkannya. Diantara negara ASEAN yang telah memiliki jalur penerbangan langsung ke Rusia adalah Vietnam dan Thailand.