TEMPO.CO, Jakarta -Pesawat Iran Aseman Airlines membawa 60 penumpang dan enam awak yang sedianya melakukan penerbangan dari Teheran menuju Kota Yasuj jatuh di kawasan pegunungan dekat Kota Semirom, Provinsi Isfahan, Iran, pada Ahad 18 Februari 2018. Penyebab kecelakaan ini masih simpang siur dan akan diinvestigasi.
"Seluruh penumpang dan awak pesawat tidak ada yang selamat. Sebanyak 66 orang di dalam kabin tewas," kata juru bicara Aseman Airlines, Mojtaba Khaledi, kepada media sebagaimana dikutip Al Jazeera, Ahad, 19 Februari 2018.
Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, Bulan Sabit Merah Iran usai insiden berada di area kecelakaan kondisi dalam kondisi berkabut. Iran Aseman Airlines merupakan pesawat semi-pribadi berkantor pusat di Teheran, Iran. Maskapai ini mengkhususkan diri pada penerbangan pada wilayah-wilayah pelosok di Iran, tetapi juga melayani penerbangan secara internasional.
Baca: Pesawat Myanmar Jatuh, Cina Tawarkan Bantuan
Ilustrasi pesawat. Fodors.com
Pesawat yang jatuh itu memiliki mesin ganda turboprop yang digunakan untuk penerbangan jarak dekat. Otoritas berwenang Iran menyatakan akan menginvestigasi penyebab jatuhnya burung besi tersebut.
Baca: Pesawat Jatuh di Pakistan, 47 Penumpang dan Awak Tewas
Iran Aseman Airlines menepis kemungkinan kegagalan teknis sebagai penyebab kecelakaan ini sebagaimana diberitakan oleh sejumlah media di Iran. Menurut juru bicara maskapai, musibah ini karena cuaca buruk.
“Masih prematur untuk memutuskan penyebab kecelakaan. Cuaca bisa jadi penyebab, tetapi ini masih terlalu dini untuk berspekulasi,” kata Saj Ahmad, Kapala Analis dari Pusat Penelitian Strategi Udara kepada Al Jazeera.
Pesawat naas yang jatuh di pegunungan dekat kota Semirom pernah membuat pendaratan darurat pada 25 Januari 2018. Ketika itu, pesawat tersebut cukup beruntung bisa kembali ke bandar udara Mehrabad di Teheran untuk dilakukan pengecekan teknis.