TEMPO.CO, New York – Saksi kunci dalam kasus seorang uskup Cile yang diduga menutupi tindakan pelecehan seksual mengatakan telah memberikan kesaksian yang membuka mata kepada investigator dari Vatikan.
Juan Carlos Cruz yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual oleh seorang pastor di Cile, Fernando Karadima memberikan kesaksian kepada Uskup Agung Charles Scicluna. Saat itu, Cruz masih kanak-kanak. Sedangkan saat ini, Karadima telah berusia 87 tahun.
Scicluna merupakan penyelidik Vatikan berpengalaman dalam soal pelecehan seksual oleh pastor.
Korban pelecehan seksual oleh pendeta, Juan Carlos Cruz bertemu investigator Uskup Agung, Charles Scicluna, dari Vatikan untuk bercerita pengalamannya di New York, Sabtu, 17 Februari 2018.
Baca: Vatikan Serius Pelajari Dokumen Pelecehan Anak di Australia
Baca: Polisi Vatikan Hentikan Pesta Gay Pegawai Penasihat Paus
Menurut Cruz, Barros menyaksikan pelecehan seksual oleh Karadima yang merupakan mentor Barros di keuskupan Santiago pada waktu itu. Karadima merupakan orang yang mengajar Barros cara menjadi seorang pastor.
Keputusan Paus Fransiskus tadi merupakan perubahan drastis dari pernyataannya delapan hari sebelumnya. Saat itu Paus mengatakan kepada jurnalis di pesawat dalam perjalanan pulang dari Amerika Latin, bahwa dia merasa yakin Barros tidak bersalah. Pemimpin umat Katolik dunia ini mengatakan Vatikan tidak memiliki bukti konkrit mengenai tuduhan terhadap Barros.
“Untuk pertama kalinya, saya merasa seseorang mendengarkan,” kata Cruz, yang sekarang tinggal di Philadelphia dan bekerja untuk perusahaan multinasoinal di Delaware.
“Kita akan lihat apa hasil dari semua ini. Tapi saya merasa Monsignor Scicluna seorang yang sangat baik. Saya kira dia tulus dan tergerak dengan cerita saya. Dia menangis,” kata Cruz.
Korban pelecehan seksual oleh pendeta, Juan Carlos Cruz bertemu investigator Uskup Agung, Charles Scicluna, dari Vatikan untuk bercerita pengalamannya di New York, Sabtu, 17 Februari 2018.
Cruz melanjutkan,”Dia mendengarkan testimoni saya. Saya bercerita soal pelecehan seksual itu, tentang upaya menutup-nutupi kejadian ini. Dan cara para korban yang selamat, tidak hanya saya, diperlakukan.. Dampaknya ini terhadap pribadi seseorang. Dia menangis.. Itu bukan akting.. Saya rasa di merasa peduli dan dia mendengarkan.”
Ditanya soal testimoni ini, Scicluna menolak berkomentar.
Paus Fransiskus telah membentuk kembali komisi, yang sebelumnya telah dibentuk dan berakhir masa tugasnya, untuk menyelidiki semua praktek pelecehan seksual oleh imam terhadap anak-anak gembala dan juga orang dewasa yang rentan. Komisi baru ini berjumlah 16 orang dari sebelumnya tujuh orang. Ada 10 orang tokoh dari berbagai profesi nonimam ikut terlibat untuk memberikan masukan dan bantuan keahlian seperti akademisi dan psikolog.