TEMPO.CO, Jakarta - Khadga Prasad Sharma Oli diangkat kembali sebagai Perdana Menteri Nepal, Kamis, 15 Februari 2018, setelah satu setengah sebelumnya jabatan yang digenggam itu terlepas.
Oli, 65 tahun, yang diambil sumpahnya di Gedung Singhadarbar adalah Perdana Menteri Nepal ke-41 yang dipilih oleh mayoritas anggota parlemen hasil pemilu akhir tahun lalu.
Baca: Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest
Puluhan warga menyaksikan sapi jantan yang bertanding dalam festival Maghesangranti di desa Talukachandani di distrik Nuwakot dekat, Nepal, 15 Januari 2018. Festival Maghesangranti diadakan memperingati awal bulan suci Magh dan menandai datangnya cuaca yang lebih hangat. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pada Oktober 2017, bekas pemimpin revolusi komunis yang menghabiskan 14 tahun di penjara itu membuat aksi mengejutkan dengan meninggalkan kelompok aliansinya sehingga dia memenangkan pemilu.
Namun demikian, Ketua Partai Komunis Nepal, partai terbesar yang menduduki kursi parlemen ini, dihadapkan pada masalah stablitias politik dan ekonomi.Nihira Bajracharaya bersama kerabatnya bersiap mengikuti upacara pengangkatan Nihira sebagai Dewi Kumari di Lalitpur, Nepal, 5 Februari 2018. REUTERS
Seorang pengamat politik Nepal, Jhalak Subedi, mengatakan kepada Al Jazeera, pelantikan Oli sebagai Perdana Menteri sangat siginifikan menuju perjalanan Republik Nepal setelah tumbangnya sistem monarki pada 2008.
Baca: Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal
"Pada 1970-an, kami mengalami banyak perubahan sistem politik. Mulai dari monarki hingga republik federal. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah lembaga dipilih oleh rakyat. Ini sebuah hasil perjuangan politik di Nepal," katanya.