TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan muslim pertama yang akan mencalonkan diri menjadi wali kota di Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat, mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan melalui online.
Muslimah itu bernama Regina Mustafa. Dia mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan melalui media online setelah mengajukan diri menjadi calon Wali Kota Rochester, sekitar 160 kilometer arah tenggara Minneapolis. Ancaman itu dilakukan oleh "Gerakan Milisi" awal pekan ini.
Baca: Amerika Serikat Peringati Setahun Anti-Imigran
NEW YORK, - Warga muslim menghadiri acara yang menandai Hari Hijab se-Dunia atau World Hijab Day di New York, Amerika Serikat, pada 1 Februari 2018.
"Saya tidak tahu orang yang mengancam itu dekat atau berada di berbagai tempat di negeri ini," ucapnya kepada Post-Bulletin seperti dikutip Al Jazeera, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca Juga:
Di akun Twitter, Regina menulis, "Ancaman itu tidak akan menyurutkan saya untuk maju. Tapi ancaman apa pun harus ditanggapi dengan serius." Regina mengatakan ancaman tersebut disampaikan melalui Google Plus dan sudah dilaporkan ke polisi.
Jumlah penduduk Rochester mencapai 114 ribu orang, hampir 12 ribu warganya memeluk Islam.
Seorang Muslimah Amerika ikut serta dalam sebuah demonstrasi Hari Jilbab Dunia yang diadakan di depan Balai Kota New York di Manhattan, New York, AS, 1 Februari 2018. Hari Hijab Sedunia pertama kali dicetuskan pada 2013 oleh Nazma Khan, seorang muslimah di New York, AS, yang mengaku kerap mendapat perlakuan buruk dari sekitarnya akibat hijab yang dikenakannya. REUTERS
Menanggapi ancaman tersebut, Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) meminta kepolisian melakukan investigasi atas kasus ini.
Baca: Pawai Anti-Islam Terbesar Digelar Serentak di Amerika Serikat
"Kami mendesak negara bagian dan penegak hukum federal melakukan investigasi atas ancaman kekerasan yang menyasar anggota minoritas masyarakat yang ingin mengambil peran dalam proses politik bangsa," kata Jaylani Hussein, Direktur CAIR Cabang Minnesota, Amerika Serikat.