TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, mendesak Turki agar fokus perang melawan militan ISIS di Suriah. Keterangan tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan oleh Pentagon, Kamis, 15 Februari 2018.
Hubungan antara Amerika Serikat dengan Turki, yang juga sekutu di Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegang karena disulut oleh kepentingan masing-masing dalam perang saudara di Suriah.
Baca: Amerika Serikat Minta Negara-negara Arab Hancurkan ISIS
Militer AS meluncurkan rudal Tomahawk dari kapal perang AS yang ada di wilayah Laut Tengah, menyasar sebuah pangkalan udara di Suriah, 7 April 2017. Militer Amerika Serikat melancarkan serangan tiba-tiba ke Suriah. Mass Communication Specialist 3rd Class Ford Williams/U.S. Navy via AP
Washington sedang fokus mengalahkan kelompok ISIS sementara Ankara memerangi kaum Kurdi Suriah di Afrin karena mereka dianggap kaum teroris dan mengganggu keamanan di perbatasan.
Mattis menyampaikan keinginannya itu dalam pertemuan dengan rekannya dari Turki, Nurettin Caniki, pada Rabu, 14 Februari 2018, di sela-sela pertemuan NATO di Brussels, Belgia.
"Beliau meminta Turki fokus mengalahkan ISIS dan mencegah sisa-sisa teroris itu tumbuh di Suriah," bunyi pernyataan Pentagon mengutip keterangan Mattis seperti dilaporkan Reuters, Kamis, 15 Februari 2018.Turki memobilisasi ribuan milisi FSA dari Provinsi Hatay menuju timur Afrin, Suriah. [AP]
Pentagon melanjutkan, Mattis dan Caniki pada pertemuan tersebut sepakat meningkatkan kerjasama pertahanan bilateral.
Baca: Turki Kecam Dukungan Amerika Serikat Terhadap Kurdi di Suriah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson melakukan kunjungan ke Turki pada Kamis dan Jumat, 16 Februari 2018. Tillerson diperkirakan oleh sejumlah pejabat AS bakal mengalami kesulitan melakukan pembicaraan.