TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, mengecam dukungan Amerika Serikat terhadap Kurdi YPG di utara Suriah. Erdogan juga memperingatkan bahwa bantuan finasial Washington akan berdampak pada keangotaannya di NATO.
"Keputusan Amerika Serikat memberikan dukungan dana kepada Kurdi YPG membuat Turki akan berpikir kembali soal keanggotaannya di NATO," kata Erdogan, Selasa, 13 Februari 2018, seperti dikutip Al Jazeera.
Baca: Hubungan Turki dan AS Memanas Soal Kurdi, Pentagon Bilang Ini
Tank militer Turki berada di kota Hassa yang berbatasan dengan Suriah di provinisi Hatay, Turki, 21 Januari 2018. Pasukan dan tank-tank Turki hari Minggu 21 Januari memasuki wilayah Suriah untuk melakukan serangan terhadap milisi Kurdi. Caglar Ozturk/Dogan News Agency via REUTERS
"Alangkah baiknya Amerika Serikat tidak berdiri bersama dengan teroris mulai hari ini. Saya meminta kepada rakyat Amerika Serikat agar mempertimbangkan uang mereka digunakan untuk mengisi dompet orang lain di luar negaranya," tambah Erdogan.
Pernyataan Erdogan itu disampaikan untuk menanggapi keputusan Pentagon menambah anggaran baru sebesar US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun untuk kegiatan militer di Suriah.Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengikuti salat jenazah Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas, di Ankara, Turki, 23 Januari 2018. Sersan Musa Ozalkan merupakan tentara Turki pertama yang terbunuh dalam operasi militer "Ranting Zaitun" yang berbasis di kota Afrin, Suriah. AP Photo/Burhan Ozbilici
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengajukan anggaran US$ 300 juta (Rp 4,1 triliun) untuk program pelatihan dan peralatan di Suriah, adapun dana senilai US$ 250 juta (Rp 3,4 triliun) dipergunakan untuk menjaga perbatasan guna melawan ISIS.
Baca: Demi Kurdi, Pasukan Amerika Serikat vs Turki Perang di Suriah
Turki, bulan lalu, melakukan operasi militer dengan sandi Operasi Ranting Zaitun ke Afrin, utara Suriah, guna menumpas Kurdi YPG yang bercokol di perbatasan Turki-Suriah.