TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) secara rutin melakukan pembahasan bersama pemerintah Malaysia agar kasus-kasus kematian tenaga kerja asal Indonesia bisa dikurangi dan dicegah sehingga tidak terulang lagi.
Kasus kematian buruh migran asal Nusa Tenggara Barat (NTT), Adelina Jemira, pada Minggu 11 Februari 2018 kemarin, kembali membuat masyarakat waswas akan perlindungan para pahlawan devisa.
“Kami telah secara berkala melakukan peninjauan ulang kerjasama Indonesia – Malaysia dan kasus kematian para buruh migran Indonesia menjadi salah satu perhatian kami," kata juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, Rabu sore, 14 Februari 2018.
Arrmanatha mengatakan ada banyak kasus yang ditangani Kemenlu. Jika ada kasus yang berulang, kami bahas bersama dan berupaya mencari solusi. Ini agar ada upaya pencegahan dan mengurangi kasus serupa.
Baca: Bupati Kupang Belum Tahu TKW Adelina Lisao Tewas di Malaysia
Tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Timur, Adelina Lisao, sedang tidur di lokasi garasi di rumah majikan di Malaysia di sebelah anjing piaran. MalayOnline.
Baca: Dalam Hasil Rontgen Ada Benda Asing di Tubuh TKI Korban Kekerasan
Arrmanatha menegaskan semua kasus buruh migran yang terjadi, selalu ditangani pemerintah Indonesia secara serius. Begitu pula dalam peristiwa kematian Adelina di Penang, Malaysia. Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) dan Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia sudah bertindak, berkoordinasi dengan kepolisian setempat.
Baca: Kisah Pilu TKW Sekarat di Samping Anjing Majikan di Malaysia
“Kita bisa lihat dari cepatnya polisi disana bertindak, itu tidak lepas dari keinginan kita untuk mendapatkan informasi yang detail dan cepat. Dari akses yang diberikan dengan cepat, mereka (pemerintah Malaysia) juga berikan perhatian yang cukup tinggi mengenai kasus ini (Adelina),” ujarnya.
Baca: Derita Buruh Migran Indonesia Dilacurkan di Luar Negeri
Kepolisian Penang saat ini telah mengamankan majikan Adelina, yang diduga kuat sebagai pelaku penyiksaan. Hingga berita ini diturunkan, proses penyidikan masih berlangsung.