Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Skandal Seks Oxfam Terungkap, Dua Pimpinan Mundur

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Pendemo bertopeng Presiden A.S. Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau saat demonstrasi Oxfam di Giardini Naxos, Sisilia, Italia, 25 Mei 2017. Demo ini mengangkat isu kelaparan yang melanda 30 juta penduduk dunia. REUTERS/Tony Gentile
Pendemo bertopeng Presiden A.S. Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau saat demonstrasi Oxfam di Giardini Naxos, Sisilia, Italia, 25 Mei 2017. Demo ini mengangkat isu kelaparan yang melanda 30 juta penduduk dunia. REUTERS/Tony Gentile
Iklan

TEMPO.COLondon -- Deputy Chief Executive Oxfam International, Penny Lawrence, mengundurkan diri pada Senin, 12 Februari 2018, menyusul terkuaknya skandal seks yang melibatkan pimpinan lembaga donor ini.

"Selama beberapa hari ini kita mulai menyadari ada masalah yang muncul terkait perilaku staf di Chad dan Haiti dan kita gagal menyikapinya secara memadai," kata Lawrence seperti dilansir media CNN, Senin, 12 Februari 2018.

Stiker Oxfam di salah satu toko lembaga nirlaba itu di London, Inggris. Reuters.

Baca: Terungkap, Direktur Oxfam Bayar Pekerja Seks Pakai Dana Publik 

Lawrence melanjutkan,"Sekarang menjadi jelas tuduhan-tuduhan ini -- mengenai membayar pekerja seks dan terkait dengan perilaku direktur dan anggota timnya di Chad -- telah disampaikan sebelum dia pindah ke Haiti."

Baca: Darmin Kesal Ketimpangan Indonesia Disebut Oxfam Terburuk

Country Director, Roland van Hauwermeiren, dan anggotanya timnya bertugas di Chad pada 2006. Pada 2010, dia dan timnya pindah tugas ke Haiti padahal ada informasi mengenai perilaku seksual melibatkan pekerja seks saat mereka bertugas di Chad.

"Lima tahun kemudian dia bertugas di Haiti dan terlibat dalam skandal seks yaitu para pimpinan senior dituding membayar pekerja seks dalam pesta seks, yang beberapa diantaranya masih di bawah umur," begitu dilansir media Telegraph, Selasa, 12 Februari 2018.

Van Hauwermeiren belum memberikan tanggapan pasca munculnya berita ini pertama kali pada Jumat pekan lalu seperti dilansir media Times dari Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa jam setelah mundurnya Penny Lawrence, kepala Oxfam Helen Evans ikut mengundurkan diri. Dia mengatakan pimpinan Oxfam mengabaikan komplain yang disampaikannya mengenai pelecehan seksual hingga pemerkosaan yang melibatkan staf Oxfam terhadap pekerja toko Oxfam di Inggris dan luar negeri.

"Sekitar sepuluh persen staf Oxfam mendapat serangan seksual dari kolega atau menyaksikan tindakan itu," begitu dilansir Telegraph mengutip penjelasan Evans.

Menurut Evans dalam wawancara dengan Channel 4, ada ribuan staf Oxfam yang berdedikasi dan mempertaruhkan keselamatannya setiap hari dalam menjalankan program bantuan kemanusiaan. "Mengenai pimpinan senior tim Oxfam, saya pikir mereka perlu melihat ke belakang dan mengatakan apakah mereka melakukan tindakan yang mencukupi untuk menciptakan kondisi yang aman?"

Evans mengatakan ada 12 tuduhan tindakan pelecehan hingga penyerangan seksual dalam 2 tahun, yang melibatkan staf Oxfam terhadap pekerja yang lebih muda usianya hingga yang berusia 14 tahun.

Pengurus Oxfam membantah berupaya menutup-nutupi kasus yang terjadi di Chad dan Haiti. Ini dibuktikan dengan investigasi internal yang berujung dengan pemberhentian 4 staf di Haiti termasuk pengunduran diri tiga orang lainnya termasuk country director Van Hauwermeiren.

Oxfam, yang terdiri dari sekitar 20 lembaga donor independen, mendapat sumber pendanaan dari pemerintah Inggris dan juga swasta. Pada tahun fiskal terkini, Oxfam menggunakan dana bantuan sekitar US$414 juta atau sekitar Rp5,7 triliun untukberbagai kegiatan bantuan di 90 negara.

Pemerintah Inggris menyumbang US$40 juta atau sekitar Rp546 miliar per tahun uuntuk Oxfam. Beberapa perusahaan besar yang menyumbang untuk mendanai kegiatan bantuan kemanusiaan Oxfam untuk para korban kelaparan, perang dan bencana alam selain Visa seperti Google, Paypal, Marks and Spencer dan Unilever.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

11 hari lalu

Para Armourer RAF (Teknisi Senjata) mempersiapkan pesawat tempur Typhoon FGR4 Angkatan Udara Kerajaan Inggris untuk Serangan Udara terhadap sasaran militer Houthi di Yaman, dalam gambar selebaran tak bertanggal ini. UK MOD/Handout via REUTERS
Oxfam: Penjualan Senjata ke Israel dapat Membuat Inggris Terlibat dalam Kejahatan Perang

Badan amal Oxfam mengkritik keputusan pemerintah Inggris yang menolak menunda penjualan senjata ke Israel.


Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

20 hari lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

Lebih dari 300 ribu orang diyakini terperangkap di utara Gaza, tak bisa melarikan diri. Mereka dipaksa hidup dengan rata-rata 245 kalori per hari


Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

38 hari lalu

Seorang anak Palestina antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Oxfam Tuduh Israel 'Sengaja' Blokir Bantuan ke Gaza yang Dilanda Kelaparan

Truk-truk bantuan harus menunggu rata-rata 20 hari untuk mengakses Gaza yang selangkah lagi masuk pada tahap kelaparan


Belanda Kembali Digugat Soal Ekspor Suku Cadang Jet Tempur F-15 ke Israel

23 Januari 2024

Jet tempur canggih F-35B Lightning II jatuh di suatu tempat dekat Pangkalan Gabungan Charleston, Carolina Selatan, pada Minggu sore. Pilotnya berhasil melontarkan diri dengan selamat dan dalam kondisi stabil. Ritzau Scanpix/Bo Amstrup via REUTERS
Belanda Kembali Digugat Soal Ekspor Suku Cadang Jet Tempur F-15 ke Israel

Tiga kelompok hak asasi manusia Belanda kembali menggugat pemerintah untuk menghentikan ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel


Oxfam: Israel Bunuh 250 Warga Palestina di Gaza Setiap Hari Sejak 7 Oktober

12 Januari 2024

Anak laki-laki Palestina mengikat tabung gas di kursi roda ketika orang-orang mengantre untuk isi ulang tabung gas mereka untuk memasak di tengah kekurangan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 11 Januari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Oxfam: Israel Bunuh 250 Warga Palestina di Gaza Setiap Hari Sejak 7 Oktober

Pembunuhan warga sipil Palestina oleh Israel di Gaza berada pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, kata Oxfam


Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

23 Desember 2023

Anak-anak Palestina yang mengungsi memasak di tenda kamp pengungsian di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Desember 2023.
Oxfam: Kelaparan di Gaza adalah Kejahatan Perang oleh Pemerintah Israel

Oxfam mengatakan kelaparan di Gaza adalah kejahatan perang yang sedang dilakukan oleh Israel.


Sidang Gugatan terhadap Belanda Dibuka, Kirim Onderdil Jet F-35 ke Israel

4 Desember 2023

Sebuah jet tempur F-35 saat mengikuti latihan militer NATO
Sidang Gugatan terhadap Belanda Dibuka, Kirim Onderdil Jet F-35 ke Israel

Belanda menghadapi gugatan hukum karena ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel, yang diduga melakukan kejahatan perang di Gaza.


Belanda Digugat karena Menjual Senjata ke Israel di tengah Serangan Gaza

15 November 2023

Jet tempur siluman F-35 adalah salah satu jet tempur tercanggih di dunia, yang dikenal karena bodinya yang tajam, aerodinamis, dan fitur yang melindunginya dari deteksi. Ritzau Scanpix/Bo Amstrup via REUTERS
Belanda Digugat karena Menjual Senjata ke Israel di tengah Serangan Gaza

Dengan mengekspor senjata ke Israel, Belanda berisiko "terlibat dalam pelanggaran hukum kemanusiaan internasional."


Pandemi COVID-19, 10 Orang Terkaya di Dunia Semakin Kaya

17 Januari 2022

Nama CEO Tesla, Elon Musk menjadi salah satu tokoh yang paling banyak dicari di Google Search Indonesia pada 2021. Orang terkaya di dunia ini cukup aktif di media sosial dan melakukan gebrakan di bidang teknologi dan ekonomi. REUTERS
Pandemi COVID-19, 10 Orang Terkaya di Dunia Semakin Kaya

Oxfammelaporkan bahwa jumlah kekayaan 10 orang terkaya di dunia naik hingga dua kali lipat selama pandemi COVID-19


Oxfam: 22 Pria Lebih Kaya Dibanding 326 Juta Perempuan Afrika

21 Januari 2020

Korban Badai Idai membawa paket bantuan di pengungsian di Desa Cheia, dekat Beira, Mozambik, Afrika Timur, 2 April 2019. REUTERS/Zohra Bensemra
Oxfam: 22 Pria Lebih Kaya Dibanding 326 Juta Perempuan Afrika

Laporan Oxfam mengungkap 22 pria kaya dunia memiliki akumulasi kekayaan lebih banyak dibanding kekayaan gabungan 326 juta perempuan di Afrika.