TEMPO.CO, London -- Lembaga donor Oxfam International asal Inggris mendapat sorotan dari sejumlah perusahaan pendonor bantuan setelah terkuaknya skandal seks yang melibatkan petinggi dan pekerja lembaga ini.
Pimpinan Oxfam dan sejumlah pekerja di lembaga ini dituding membayar pekerja seks komersial, beberapa diantaranya diduga berusia di bawah 17 tahun. Ini terjadi saat mereka bertugas di Haiti dan Chad pada 2010. Pada saat itu, Haiti sedang mengalami bencana gempa, yang menelan korban ribuan jiwa masyarakat.
Salah satu Toko Oxfam di Inggris. Reuters
Baca: Terungkap, Direktur Oxfam Bayar Pekerja Seks Pakai Dana Publik
"Kami sedang berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan Oxfam dan langkah apa yang akan diambil," begitu pernyataan dari perusahaan keuangan global Visa seperti dilansir CNN, Senin, 12 Februari 2018. "Kami berkomitmen pada standar profesional tertinggi, perilaku pribadi dan kami berharap sama dari mitra kerja kami."
Baca: Darmin Kesal Ketimpangan Indonesia Disebut Oxfam Terburuk
Oxfam, yang terdiri dari sekitar 20 lembaga donor independen, mendapat sumber pendanaan dari pemerintah Inggris dan juga swasta. Pada tahun fiskal lalu, Oxfam menghabiskan dana sekitar US$414 juta atau sekitar Rp5,7 triliun. Beberapa perusahaan besar yang menyumbang untuk mendanai kegiatan bantuan kemanusiaan Oxfam di 90 negara untuk para korban kelaparan, perang dan bencana alam selain Visa seperti Google, Paypal, dan Unilever.
Sedangkan manajemen perusahaan buku ritel Inggris, Waterstones, menyatakan,"Kami mendengar dan mencari tahu masalah ini dan meminta penjelasan dari pimpinan Oxfam. Pada saat ini kami tetap berkomitmen mendukung kegiatan bantuan kemanusiaan ini."
Bank Inggris, Co-operaative Bank, menyatakan memonitor masalah ini dari dekat. Sedangkan pengelola Bandara Heathrow Airport menyatakan manajemen menganggap masalah ini secara serius.
Menurut laporan media Times asal Inggris, yang dipublikasikan pada Jumat pekan lalu dan dilansir berbagai media global seperti Guardian dan Reuters, Direktur Perwakilan Oxfam di Haiti, Roland van Hauwermeiren, membayar pekerja seks untuk datang ke vila yang disewanya selama menjalankan tugas membantu korban gempa di Haiti pada 2010. Dia telah mengundurkan diri pada 2011.
Oxfam memiliki kebijakan yang melarang ekspolitasi seksual termasuk membayar pekerja seks. Namun sejauh ini tidak ada penegakan hukum terhadap staf Oxfam yang melanggar kebijakan itu.
Menurut media Telegraph asal Inggris, skandal seks Oxfam ini semakin melebar paa Senin malam waktu setempat. Bekas pimpinan Oxfam di Inggris, Helen Evans, mengaku mengundurkan diri karena keluhannya soal eksploitasi seksual di toko-toko yang dikelola Oxfam ini tidak ditanggapi.