TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemilik bar di Singapura menjadi sasaran amarah, baik dari dalam dan luar negeri, setelah menamai tempat usahanya itu "Escobar". Dia juga menempatkan lukisan gambar pemimpin kartel narkoba Kolombia itu di kaca pintu masuk.
Pemilik bar Singapura ini mengakui hidupnya menjadi tidak nyaman setelah mendapat komplain dan peringatan dari agen narkotika di Singapura, yang merupakan negara dengan kebijakan toleransi nol terhadap obat-obatan terlarang.
Baca: Mencuri Minyak, 11 Warga Indonesia Diadili di Singapura
Bar di distrik keuangan negara kota itu telah menarik perhatian agen penegak hukum Singapura dan juga keluhan dari kedutaan besar Kolombia serta reaksi marah dari penelepon anonim yang mencakup ancaman pembunuhan.
Baca: Bank Indonesia Mengeluh Sulitnya Ekspansi ke Singapura Malaysia
Stan Sri Ganesh mengatakan menggunakan nama dan gambar Pablo Escobar, yang terbunuh dalam operasi polisi Kolombia pada tahun 1993, karena tanda tangannya tampak sempurna untuk bar yang dibuka pada Januari lalu.
Pendapat itu berubah setelah kunjungan pada hari Rabu oleh polisi dan agen Biro Narkotika Pusat.
"Tujuan kami tidak pernah menyinggung individu atau komunitas tertentu," kata Ganesh, seperti yang dilansir Reuters pada 9 Februari 2018. "Kami juga tidak pernah bermaksud memaafkan tindakan Pablo Escobar."
Biro Narkotika Pusat (CNB) mengatakan akan tetap melakukan "pengamatan yang sangat ketat" dan mengatakan kepada pemiliknya untuk menegakkan kebijakan anti-narkoba yang ketat.
Ganesh mengatakan dia tidak senang mengganti logo bar dengan gambar Escobar, yang menghabiskan biaya tambahan 20.000 dollar Singapura atau setara Rp 204,7 juta.
Beberapa pelanggan yang penasaran tidak memikirkan hubungannya dengan pengedar narkoba yang terkenal itu.
"Maksud saya, jika pemilik Escobar benar-benar ingin membuka 'tempat obat', itu tidak akan tepat di tengah kota," kata pelanggan Katie Kang.
Ganesh mengatakan dia bingung dengan reaksi Kedutaan Besar Kolombia, yang telah mengirim surat tiga halaman ke kementerian luar negeri Singapura untuk mengungkapkan "keprihatinan serius". Ini karena bar itu "memberikan penghormatan kepada penjahat terburuk dalam sejarah Kolombia".
Ganesh dari Singapura mengatakan bahwa dia tidak memiliki rencana untuk mengubah nama pub itu.