TEMPO.CO, Tokyo -- Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, menggelar perang psikologis terhadap rezim Kim Jong Un Korea Utara dalam kunjungannya ke Tokyo, Jepang, Rabu, 7 Februari 2018, dalam perjalanan menuju PyeongChang, Korea Selatan, yang menjadi lokasi pesta Olimpiade Musim Dingin pada 9 Februari 2018.
Pence mengatakan Amerika sedang menyiapkan sanksi terkeras terhadap rezim yang dilabeli Amerika sebagai rezim paling tiran dan opresif se-planet itu. Ini untuk menekan Pyongyang agar mau melakukan denuklirisasi.
Baca: Pertama Kalinya, Kim Jong Un Kirim Pejabat Tinggi ke Seoul
"Untuk mencapai target itu, saya mengumumkan Amerika bakal segera memberikan sanksi terkeras dan paling agresif dalam bentuk sanksi ekonomi yang pernah diberikan kepada Korea Utara," kata Pence seusai pertemuan dengan Perdana Menteri, Shinzo Abe seperti dilansir Reuters.
Baca: Pundi Uang Kim Jong Un di 14 Negara Afrika
Pence mengatakan Amerika akan terus mengisolasi Korea Utara hingga rezim komunis itu menanggalkan program senjata nuklir dan rudal balistik untuk selama-lamanya.
Dalam pernyataannya, Abe mengatakan Jepang dan Amerika tidak bisa menerima hadirnya negara nuklir Korea Utara. Menurut Pence, saat ini semua opsi terhadap Korea Utara masih terbuka.
Kedatangan Pence ke Olimpiade PyeongChang ini bertepatan dengan datangnya pemimpin upacara Kim Yong Nam, yang merupakan pemimpin paling senior Korea Utara, ke Korea Selatan sejak berakhirnya perang Korea pada 1950--53.
Pence telah mewanti-wanti agar Korea Selatan tidak membiarkan ajang Olimpiade Musim Dingin PyeongChang menjadi ajang propaganda bagi Korea Utara. Dia juga mengatakan bersedia untuk bertemu dengan pimpinan Korea Utara di sela-sela ajang Olimpiade ini jika memang memungkinkan.
"Kami tidak akan membiarkan Korea Utara bersembunyi dibalik bendera Olimpiade dengan realita bahwa mereka memperbudak rakyatnya dan mengancam wilayah sekitar," kata Pence.
Jepang telah menambah teknologi persenjataannya dengan mengadopsi rudal Patriot Amerika untuk mencegat setiap serangan rudal yang mungkin dilakukan Pyongyang. Jepang juga telah memasang berbagai radar Aegis dan sistem pencegat rudal untuk keperluan ini.
Pence juga berkesempatan mengunjungi rudal Patriot PAC-3, yang telah dipasang di Jepang. Dalam kunjungan ini, Pence juga mendiskusikan isu perdagangan kedua negara terutama dengan Menteri Keuangan Taro Aso, yang juga menjabat sebagai wakil Perdana Menteri. Kim Jong Un mengaku menggeber program rudal balistik untuk melawan Amerika.