TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani meminta kepada Turki menghentikan operasi militer di Afrin, utara Suriah. "Operasi militer itu hanya menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak," ujarnya seperti dikutip Al Jazeera, Rabu, 7 Februari 2018.
Baca: Turki Gelar Operasi Militer Gempur Kurdi di Afrin, Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara usai melakukan salat jenazah dalam upacara pemakaman Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas operasi militer "Ranting Zaitun" yang berbasis di Afrin Suriah, di Ankara, Turki, 23 Januari 2018. AP Photo/Burhan Ozbilici
Dalam acara jumpa pers pada Selasa, 6 Februari 2018, pemimpin Iran ini berujar bahwa pemerintahannya yakin intervensi militer asing harus berdasarkan izin dari negara yang bersangkutan dan rakyatnya.
"Kami berharap operasi militer Turki di Suriah akan segera berakhir lebih awal," katanya kepada wartawan di ibu kota Teheran.Konvoi tank militer Turki menuju kota Hassa yang berbatasan dengan Suriah di provinisi Hatay, Turki, 21 Januari 2018. Turki hari Sabtu melancarkan operasi untuk mengusir Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang dianggap Turki sebagai kelompok teror dari wilayah Afrin di Suriah utara. Baris Kadirhan/Depo Photos via REUTERS
Pemerintah Suriah Bashar al-Assad yang menjadi sekutu dekat Iran mengutuk keras operasi militer di Afrin.
Baca: Operasi Afrin, Sedikitnya 823 Kurdi Diringkus Turki
Posisi Iran mengenai Afrin canggung karena di sana ada Amerika Serikat yang juga menentang operasi militer tersebut dan mendukung kelompok bersenjata Kurdi Suriah YPG.