TEMPO.CO, Jakarta - Saluran televisi nasional Iran menyatakan permintaan maaf resmi setelah menyiarkan pakar agama yang menyarankan para istri untuk selalu menyenangkan suaminya meskipun kerap diperlakukan kasar.
Perempuan pakar agama Islam itu mengatakan meski suami sering melakukan kekerasan atau sedang berada dalam pengaruh narkoba, para istri tetap harus memijat dan mencium kaki mereka.
Baca: Rusia: Tak Ada Bukti Iran Suplai Senjata ke Yaman
Pernyataan permintaan maaf terbuka oleh televisi ini merupakan hal yang jarang terjadi di negeri Mullah itu.
Baca: Pasukan Iran Bentrok dengan Militan ISIS, 6 Tewas
Pakar agama itu mengatakan kepada pemirsa bahwa perhatian yang seharusnya diberikan kepada suami dimulai dengan mencuci kaki suami dengan susu yang ditaburi kelopak mawar untuk menunjukkan kepadanya "keajaiban cinta".
"Bahkan jika suami Anda adalah pecandu narkoba, jika dia memukul Anda, lakukan saja dan Anda akan melihat keajaiban dalam hidup Anda," kata pakar agama perempuan itu, seperti dilansir South China Morning Post pada Selasa, 6 Februari 2018. Berita ini juga dilansir oleh media The Independent.
Segmen itu ditayangkan pada pekan lalu oleh stasiun televisi pemerintah, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) Biro Provinsi Yazd.
Rekaman wawancara itu kemudian dibagikan ke media sosial dan langsung menjadi viral. Ini memicu kemarahan netizen dengan komentar pedas dan bernada mengejek.
Beberapa diantaranya kemudian melayangkan kritik kepada IRIB, mendorong jaringan yang dijalankan oleh kaum konservatif garis keras untuk mengeluarkan permintaan maaf resmi.
"Kami akan berusaha mengkompensasi hal ini dengan perencanaan yang lebih baik dan lebih banyak kesadaran mengenai bagaimana kami menyampaikan konten," demikian pernyataan IRIB yang dikeluarkan pekan lalu.
Tanggapan juga datang dari Menteri kesehatan Iran yang moderat, Hassan Ghazizadeh Hashemi. Melalui akun resmi media sosialnya, Hashemi mengunggah klip itu dengan judul "Hal-hal ini harus dua sisi, pria juga harus melakukan ini untuk wanita itu,"
Video itu beredar di tengah kecaman baik dari dalam maupun luar negeri tentang perlakukan semena-mena pemerintah terhadap wanita Iran.
Sedikitnya 29 wanita Iran telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir karena menantang aturan wajib mengenakan jilbab. Protes dilakukan dengan para perempuan berdiri tanpa penutup kepala di jalan-jalan.