TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan bagi Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, untuk mundur dari kekuasaan semakin kuat. Desakan ini datang dari petinggi partai pendukungnya sendiri.
Pada Ahad, 4 Februari 2018, enam petinggi Kongres Nasional Afrika (ANC) yang tergabung dalam Komite Kerja Nasional (NWC), menyambangi kediaman Zuma di Kota Johanesburg untuk memintanya mengundurkan diri. Mereka meminta pernyataan ini disampaikan dalam sebuah pidato kenegaraan yang dijadwalkan pada pekan ini.
Baca: Makan Sapi Korban Gigitan Kobra, 50 Orang Afrika Selatan Sakit
Namun Zuma, yang dilengserkan dari tampuk kepemimpinan ANC akhir tahun lalu, dengan tegas menyatakan menolak untuk mundur.
Baca: Dampak Tulisan Rasis, Toko Ritel H&M Afrika Selatan Diacak-acak
Dia menolak untuk mengundurkan diri karena dia tidak melakukan kesalahan pada negara. Zuma berpendapat telah mematuhi semua instruksi hukum termasuk membayar kembali uang yang dituding dikorupsinya.
Pemimpin oposisi Julius Malema, mantan anggota ANC, mengatakan Zuma menolak mengundurkan diri ketika bertemu dengan pengurus NWC pada hari Minggu, 4 Februari 2018.
"Dia menolak untuk mengundurkan diri dan dia menyuruh mereka untuk mengambil keputusan untuk memindahkannya jika mereka ingin melakukannya karena dia tidak melakukan kesalahan pada negara ini," kata Malema, seperti yang dilansir Reuters pada 5 Januari 2018.
Penolakan itu memaksa NWC melakukan pertemuan darurat pada Senin, 5 Februari 2018. Namun tidak dijelaskan rincian hasil pertemuan itu, hanya saja itu diklaim sebagai bagian dari upaya menyelamatkan masa depan negara.
Banyak anggota ANC menginginkan Wakil Presiden, Cyril Ramaphosa, yang menggantikan Zuma sebagai presiden ANC pada bulan Desember 2017, untuk menjadi Presiden berikutnya.
Meski ditinggalkan banyak pendukung, Zuma tetap memimpin sebuah faksi loyalis dan dijadwalkan menyampaikan pidato kenegaraan di parlemen pada Kamis.
Kelompok oposisi dari dalam ANC, yang pada Desember 2017 memecatnya dari kursi kepemimpinan, mengatakan Zuma tidak boleh melakukan pidato kenegaraan itu.
Zuma, yang dibawah pemerintahannya telah banyak melakukan pembangunan, termasuk perbaikan layanan sipil, turunnya tingkat HIV / Aids dan pujian atas rencananya untuk pembangunan, telah mendapat dukungan di seluruh spektrum politik.
Namun kepresidenan Zuma telah dibayang-bayangi tuduhan korupsi. Zuma dituduh melakukan korupsi, kecurangan, pemerasan, pencucian uang dan penghindaran pajak.
Terdapat 18 tuntutan yang diajukan terhadapnya sejak era 1990an dan berhubungan dengan 783 pembayaran yang dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan senjata. Zuma dan pejabat pemerintah lainnya dituduh menerima suap dari pembelian jet tempur, kapal patroli dan senjata lainnya.
Tuduhan pertama kali diajukan terhadap Zuma pada tahun 2005 namun ditarik kembali oleh jaksa pada 2009. Zuma selalu membantah melakukan kesalahan.
Ramaphosa, yang berada dalam posisi kuat untuk menjadi presiden berikutnya di Afrika Selatan, telah melobi pengunduran diri Zuma.
Ketua parlemen Afrika Selatan mengatakan pada Jumat bahwa Zuma akan menghadapi mosi tidak percaya baru pada 22 Februari 2018. Zuma telah bertahan dari beberapa mosi tidak percaya selama pemerintahannya berkat voting setia oleh anggota parlemen ANC.
Namun dukungan untuk kepemimpinannya semakin berkurang. Meskipun Zuma mempertahankan dukungan dari sebuah faksi di dalam ANC, dia tidak lagi memegang jabatan teratas di partai berkuasa di Afrika Selatan itu.