TEMPO.CO, Washington – Petinggi dan mantan petinggi Biro Investigasi Federal AS (FBI) menanggapi publikasi memo rahasia oleh Presiden Donald Trump dan Partai Republik, yang mempertanyakan kelayakan proses investigasi yang dilakukan biro itu terhadap Trump.
Sebelumnya, petinggi FBI telah menyatakan keberatannya atas publikasi memo buatan politikus Partai Republik di Komite Intelijen DPR AS. Ini karena ada beberapa fakta yang, menurut petinggi FBI, tidak dicantumkan sehingga membuat akurasi memo itu dipertanyakan.
Baca: Trump Vs FBI: Memo Kontroversial Dipublikasikan
“Bicara itu gampang, namun pekerjaan yang kamu lakukan itulah yang akan bertahan lama,” kata Christopher Wray, direktur FBI, dalam memo internal yang dibagikan kepada karyawan seperti dikutip media Guardian, Sabtu, 3 Februari 2018. Tanggapan Wray ini juga dilansir media Fox News dan USA Today.
Baca: Trump Vs FBI: Proses Investigasi Dipolitisasi untuk Demokrat
“Kita bicara lewat hasil pekerjaan kita. Kasus per kasus. Keputusan demi keputusan,” kata Wry, yang telah menyatakan berkeberatan dengan publikasi memo itu.
Christopher Wray. foxnews.com
Sedangkan bekas direktur FBI, James Comey, yang diberhentikan Trump pada tahun lalu, juga menanggapi memo itu lewat akun Twitternya @Comey. “Itu saja? Memo yang keliru dan tidak jujur itu menghancurkan Komite Intelijen DPR, menghancurkan kepercayaan dengan komunitas intelijen,” kata Comey pada Jumat pekan lalu waktu setempat.
Comey diberhentikan oleh Trump karena dianggap tidak menjalankan tugasnya karena tidak menginvestigasi dugaan kekeliruan dan kecurangan yang dilakukan kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang merupakan kandidat pesaing Trump pada Pilpres 2016.
Sebaliknya menurut Comey, dia diberhentikan Trump karena menolak permintaan Trump untuk menghentikan investigasi atas dugaan keterlibatan tim kampanye Trump seperti penasehat keamanan nasional Gedung Putih, Michael Flynn, dengan Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Trump mendeklasifikasi dokumen rahasia yang disusun politikus Partai Republik karena merasa kecewa dengan proses investigasi FBI, yang dinilai bias dan menguntungkan Partai Demokrat.
Sebaliknya Demokrat menuding, itu adalah upaya Trump untuk mengganggu proses investigasi penasehat khusus, Robert Mueller, terhadap dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia. Demokrat juga mencurigai Trump bakal menggunakan memo itu sebagai pintu masuk untuk memberhentikan Mueller dan menghentikan proses investigasi ini, yang bisa berujung pada tuntutan hukum bahkan pemakzulan kepada Trump.