TEMPO.CO, Jakarta - Sejak sebelum berdiri menjadi sebuah negara, Israel ternyata telah mengembangkan mesin pembunuh untuk menargetkan orang penting negara lain yang melawannya.
Hal tersebut terungkap dalam buku karya seorang jurnalis Israel yang diterbitkan baru-baru ini. Rise and Kill First: The Secret History of Israel's Targeted Assassinations ditulis oleh wartawan investigasi Ronen Bergman diterbitkan berdasarkan 1.000 wawancara dan fakta ribuan dokumen.
Menurut Bergman, sejak Perang Dunia II, Bergman menghitung, negara Yahudi dan organisasi paramiliter pra-negara telah membunuh lebih banyak orang daripada negara lain di dunia Barat, sekitar 2.300 operasi pembunuhan yang ditargetkan.
Kebanyakan dari mereka yang terbunuh adalah warga Palestina, selain juga ditujukan untuk orang Mesir , Syria, Iran dan lainnya.
Banyak cerita yang ditawarkan Bergman bukanlah hal baru, namun ia menambahkan detailnya.
Buku setebal 600 halaman tersebut mengungkapkan pembunuhan sebuah organisasi semi bersenjata yang beroperasi sebelum berdirinya rezim Tel Aviv pada 1948.
Menurut Bergman, rezim Israel telah membunuh banyak pemimpin Palestina termasuk menggunakan racun radiasi untuk membunuh mantan Presiden Yasser Arafat.
Baca juga:
Demi Bunuh Arafat, Israel Nyaris Tembak Pesawat Penumpang
Selain itu, empat ilmuwan nuklir Iran juga telah dibunuh rezim Tel Aviv antara 2010 dan 2012.
Studi Bergman juga mengungkapkan bagaimana pembunuhan ilmuwan nuklir Jerman yang bekerja untuk Mesir pada 1950-an dan awal 1960-an serta rincian operasional yang menargetkan ilmuwan Teheran.
"Ini adalah mesin pembunuh yang paling efisien dalam sejarah, banyak di antaranya kemudian diadopsi oleh Amerika Serikat," kata dia, seperti dilansir Washington Post pada 28 Januari 2018.
Kesan umum yang dia berikan adalah mesin pembunuh Israel adalah prajurit cerdas, berdedikasi, benar, dan bersahaja.
Dia mengatakan bahawa mereka terus mencari cara baru yang kreatif untuk mengidentifikasi dan membunuh musuh mereka, meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka bukan hanya yang terbaik dari apa yang mereka lakukan tapi juga yang paling bermoral.
Menurutnya, pemimpin Israel telah mengembangkan sebuah reputasi untuk efisiensi yang kejam, dengan menghormati mandat Talmud, "Jika seseorang datang untuk membunuh Anda, bangkit dan membunuhnya terlebih dahulu."
Operasi garis bawah tanah, di belakang musuh, Bergman menulis, menjadi "prinsip inti dari doktrin keamanan Israel. "
Hal itu didasarkan pada kecurigaan akan adanya serangan teror dari negara-negara Arab di sekitar wilayah Israel.
Bergman melukiskan potret mengerikan dari evolusi program pembunuhan tersebut, karena tentara Israel semakin terampil dalam mencapai target mereka dengan bom mobil, bom surat, serangan udara, alat peledak yang terpasang pada mobil, dan bahkan meracuni baklava (makanan penutup).