TEMPO.CO, Jakarta - Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, bertemu seorang yang dicurigai sebagai intelijen AS di sebuah resor Langkawi di Malaysia utara beberapa hari sebelum tewas diracun di ruang keberangkatan bandara internasional Kuala Lumpur 2 pada 13 Februari 2017.
Kepala Penyelidikan Kepolisian Malaysia, Azirul Nizam pada Senin, 29 Januari 2018, mengungkapkan hal itu seraya menduga Kim Jong Nam memiliki hubungan dengan intelijen AS setelah surat kabar Jepang, Asahi Shimbun pada Mei 2017 mengungkap keterlibatan seorang perwira intelijen AS dalam kematiannya.
Baca: Tersangka lain Pembunuh Kim Jong-nam masih di Malaysia?
"Sampai sekarang, identitas pria itu tidak diketahui," kata Azirul kepada pengadilan, seperti yang dilansir Asahi Shimbun pada 30 Januari 2018.
Dia mengatakan bahwa dia tidak dapat mengingat nama hotel atau apakah ruangan itu terdaftar atas nama Kim Jong Nam atau pria itu.
Azirul juga membenarkan tentang laporan forensik satu laptop Dell milik Kim Jong Nam yang menunjukkan beberapa data disalin oleh USB drive merk Kingston selama beberapa kali pada tanggal 9 Februari 2017, saat Kim Jong Nam berada di Langkawi. USB drive tidak termasuk barang yang ditemukan saat dia meninggal.
Azirul juga mengirim seorang petugas polisi untuk menyelidiki perjalanan lima hari Kim Jong Nam ke Langkawi dari 8-12 Februari untuk membantu menjelaskan motif pembunuhan tersebut.
Baca: Fakta Baru dari Pengadilan Siti Aisyah Soal Kim Jong Nam
Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong warga Vietnam bersama dengan empat warga Korea Utara yang masih buron, didakwa membunuh Kim Jong Nam dengan mengoleskan racun saraf VX ke wajahnya.
Kedua wanita tersebut mengaku tidak bersalah, bahwa mereka ditipu oleh orang Korea Utara untuk berpikir bahwa tindakan tersebut adalah untuk sebuah program acara televisi.
Pengacara Aisyah, Gooi Soon Seng, bersikeras di pengadilan bahwa ada motif politik di balik pembunuhan tersebut karena keterlibatan Kedutaan Besar Korea Utara.
Seorang polisi telah memberi kesaksian bahwa sebuah mobil yang digunakan untuk membawa tersangka Korea Utara ke bandara pada hari pembunuhan itu milik kedutaan Korea Utara. Pengadilan juga mendengar bahwa seorang petugas kedutaan bertemu dengan terdakwa sebelum mereka melarikan diri dan memfasilitasi pemeriksaan di bandara.
Baca: Pengacara: Kedutaan Korea Utara Terlibat Pembunuhan Kim Jong Nam
Polisi menemukan sekitar US$ 138 ribu di ransel Kim saat dia meninggal. Temuan uang ini memunculkan dugaan bahwa Kim Jong Nam menjual informasi yang berkaitan dengan rezim saudara tirinya Kim Jong Un ke Amerika Serikat, namun Azirul membantahnya.
Selain itu, ditemukan penangkal agen saraf dibawa Kim Jong Nam ke bandara internasional Kuala Lumpur 2, lokasi dia tewas terkena racun mematikan, VX. Empat ponsel Kim Jong Nam juga dikirim untuk analisis forensik.