TEMPO.CO, Moskow - Presiden Vladimir Putin mengklaim ada indikasi Amerika Serikat berupaya langsung dan jelas untuk mencampuri proses pemilihan Presiden Rusia, yang akan digelar pada 18 Maret nanti.
Upaya itu dilakukan lewat Kementerian Keuangan AS yang bakal memperpanjang sanksi terhadap Moskow karena mencampuri pemilihan Presiden AS pada 2016.
Baca Juga:
Baca: Didesak Turki, Amerika Serikat Tolak Tarik Pasukan dari Manbij
Pada Senin malam, 29 Januari 2018, Kemenkeu AS telah mengirim surat kepada Kongres AS berisi daftar tokoh bisnis kaya Rusia dan merinci hubungan mereka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Awalnya, tokoh-tokoh ini bakal dikenai sanksi.
Baca: Penyerahan Pesawat F-16 Hibah Amerika ke TNI AU Tertunda
Belakangan, Kemenlu AS menyatakan pemerintahan Trump tidak akan mengenakan sanksi kepada Rusia dan sejumlah individu ini. Alasannya, legislasi terkait sanksi untuk Rusia dinilai sudah memadai karena memiliki efek pencegahan.
Presiden Vladimir Putin tandatangan pembelian 10 pesawat pengebom strategi TU-160M
"Kami berpikir ini adalah tindakan langsung dan jelas untuk melakukan beberapa tindakan berbarengan dengan Pilpres Rusia untuk mempengaruhi prosesnya," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin. "Kami tidak setuju dengan ini, dan kami yakin ini tidak akan berpengaruh."
Peskov mengatakan penerbitan laporan itu akan dianalisis di Moskow, sehingga kepentingan perusahaan Rusia terjamin.
Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia namun dia menuduh Kongres melakukan tindakan di luar batas kewenangan (overreaching) dan berupaya mencegah Trump untuk mengurangi hukuman Rusia di masa depan.
Presiden AS telah berulang kali menolak tuduhan bahwa staf kampanyenya berkolusi dengan Rusia untuk membantunya mengalahkan Hillary Clinton pada pemilihan presiden November 2016.
Presiden Donald Trump. REUTERS/Kevin Lamarque
Tidak diketahui apakah nama orang-orang dan entitas yang ada dalam daftar itu akan diumumkan secara terbuka atau dirahasiakan. Jumlahnya juga belum diketahui. Namun, Peskov menambahkan dia meyakini daftar itu tidak akan mempengaruhi pemungutan suara.
Rusia akan mengadakan pemilihan presiden pada 18 Maret, sebuah kontes yang tampaknya pasti akan menghasilkan kemenangan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini karena adanya hadangan yang ketat terhadap lawan-lawan politiknya. Sebuah survei yang dikutip media Barat menyebut Putin berpeluang menang 73 persen.
Pemimpin oposisi Alexei Navalny ditangkap pada hari Minggu saat berdemonstrasi anti-Kremlin di Moskow dan di seluruh Rusia dan harus menghadiri persidangan di pengadilan. Setelah ditahan, dia kemudian dilepaskan. Navalny berupaya maju sebagai kandidat Presiden namun peluangnya tertutup karena dianggap memiliki catatan krimminalitas. Amerika mengkritik tindakan Kremlin, yang dianggap menghambat proses demokrasi.