Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasca-serangan Kabul, Trump Tolak Berunding dengan Taliban

Reporter

image-gnews
Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka mendengar sedikitnya tiga ledakan di pusat kota. [Al Jazeera]
Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka mendengar sedikitnya tiga ledakan di pusat kota. [Al Jazeera]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak gagasan berunding dengan Taliban setelah serangkaian serangan mematikan di Afganistan.

Seperti dilansir Reuters, Selasa 30 Januari 2018, Trump mengutuk kelompok militan tersebut atas sejumlah serangan mematikan di Kabul dan berjanji untuk "menyelesaikan apa yang harus kita selesaikan."

"Kami tidak ingin berbicara dengan Taliban. Kami akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, apa lagi yang tidak bisa diselesaikan, kami akan bisa melakukannya,” kata Trump kepada wartawan saat dia bertemu dengan anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gedung Putih pada Senin waktu setempat.

"Bila Anda melihat apa yang mereka lakukan dan kekejaman yang mereka lakukan, dan membunuh orang mereka sendiri, dan orang-orang itu adalah wanita dan anak-anak ... itu mengerikan," kata Trump.

Baca juga:

Taliban: Bom Ambulans Afganistan adalah Pesan Khusus Buat Trump

Komentar Trump menunjukkan bahwa dia optimistis AS akan menang secara militer atas Taliban. Namun pejabat militer dan diplomatik AS yakin hal ini tidak dapat dicapai dengan sumber daya dan personel yang Trump berikan untuk Afganistan.

Ketika Trump mengumumkan peningkatan pasukan AS ke Afganistan pada Agustus lalu, pejabat di Washington mengatakan bahwa tujuannya memaksa Taliban untuk berunding.

Trump tahun lalu memerintahkan peningkatan pasukan AS ke Afganistan, serangan udara dan bantuan lainnya kepada pasukan Afganistan.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, mengatakan awal bulan ini, strategi tersebut berhasil dan mendorong gerilyawan lebih dekat ke perundingan damai.

Namun faktanya berbeda. Bantuan AS terhadap pemerintah Afganistan justru membuat Taliban mengamuk.

Mereka pun menggelar sejumlah serangan seperti seorang pembom bunuh diri menembus pusat Kabul yang dijaga ketat pada Sabtu lalu dan meledakkan sebuah ambulans yang berisi bahan peledak. Serangan maut ini menewaskan lebih dari 103 orang dan melukai setidaknya 235 orang.

Serangan tersebut menyusul serangan Taliban di Hotel Intercontinental di Kabul beberapa ahri sebelumnya. Empat warga A.S. terbunuh dan dua lainnya cedera dalam serangan 20 Januari di Intercontinental Hotel, kata Kementerian Luar Negeri AS pekan lalu.

Salah satu korban tewas adalah juru bicara manajer kampanye Trump saat pemilu presiden 2016. Sementara total korban tewas dalam serangan di hotel itu sedikitnya 20 orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Taliban menegaskan bahwa bom ambulans pada Sabtu lalu merupakan pesan untuk Trump.

Baca juga:

Korban Tewas Serangan Taliban di Afganistan Lebih Dari 100 Orang

"Kami punya pesan yang jelas untuk Trump dan para penjilatnya, jika kalian ingin meneruskan kebijakan agresi dan berbicara dengan tembakan senjata, jangan berharap rakyat Afganistan menjawabnya dengan bunga," kata juru bicara Taliban Zahibullah Mujahid dalam pernyataan tertulis.

Pejabat AS dan mantan pejabat AS pun khawatir dengan keputusan Trump untuk menolak bicara dengan Taliban.

Meskipun serangan Taliban meningkat, Amerika Serikat menurut mereka tidak memiliki pilihan selain untuk mempromosikan perundingan perdamaian.

Pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, menyatakan terkejut atas komentar Trump. Ia menegaskan bahwa mengalahkan Taliban bukanlah masalah militer semata.

"Anda tidak akan pernah bisa benar-benar mengeluarkan pembicaraan dari meja," kata pejabat tersebut.

Duta Besar U.N. Afghanistan, Mahmoud Saikal, mengatakan kepada Reuters bahwa pertempuran diperlukan untuk terus berlanjut melawan unsur-unsur tertentu dari Taliban.

"Ada dua kategori Taliban: Salah satunya adalah elemen rekonsiliasi yang berhubungan dengan kita, yang sedang berbicara dengan kita, dan yang satu tidak dapat didamaikan," kata Saikal.

"Yang tak terdamaikan dan mereka yang telah memilih untuk bertarung, kita perlu bertarung. Kita perlu melawan mereka, kita perlu memiliki kemampuan untuk bertahan melawan mereka dan untuk membela rakyat kita, "katanya.

Hal ini senada dengan penilaian Laurel Miller, yang bertindak sebagai perwakilan khusus AS untuk Afganistan dan Pakistan sampai Juni. Ia mengatakan bahwa tujuan strategi Trump di Afganistan seharusnya adalah "untuk meningkatkan tekanan militer terhadap Taliban sehingga memotivasi mereka untuk terlibat dalam penyelesaian politik."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

5 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

8 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

12 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

12 hari lalu

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.


Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

17 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.


Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

21 hari lalu

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.


Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

26 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan pidato seusai penetapan sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kertanegara, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. KPU menetapkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.


Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

33 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.


Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

33 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan seorang ajudan selama sesi pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris, Senin, 1 November 2021. Kondisi kebugaran Biden (78 tahun) sebagai presiden kerap menjadi bulan-bulanan para kritikus, termasuk rivalnya, Donald Trump. Erin Schaff/Pool via REUTERS
Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.


Jajak Pendapat: Warga Israel Lebih Memilih Donald Trump daripada Joe Biden

33 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst
Jajak Pendapat: Warga Israel Lebih Memilih Donald Trump daripada Joe Biden

Jajak pendapat Channel 12 menemukan 44 persen warga Israel lebih memilih mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump dibandingkan Joe Biden untuk kembali ke Gedung Putih.