TEMPO.CO, Riyadh - Konglomerat Arab Saudi, Pangeran Alwaleed Bin Talal, menyebut pemberitaan media massa bahwa dirinya mengalami siksaan selama ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, sebagai bentuk kebohongan media.
Alwaleed, 62, mengaku rumor yang beredar itu sangat mengganggunya. "Itu semua kebohongan, terus terang. Saya selalu berada di sini di hotel ini dan semuanya baik-baik saja," kata Alwaleed kepada Reuters, Sabtu, 27 Januari 2018. "Saya banyak berolah raga, saya merenggangkan tubuh, saya berenang, saya berjalan, saya menyantap makanan diet saya. Ini seperti di rumah saja."
Baca: Alwaleed: Pejabat Saudi Korupsi, Dukung Anti-Korupsi
Alwaleed merupakan satu dari sekitar 200 elit Saudi baik pejabat, bekas pejabat, pangeran dan konglomerat, yang terjaring KPK Arab Saudi sejak 4 November 2017. Mereka diduga terlibat dalam praktek korupsi yang merugikan uang negara sekitar US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.
Baca: Soal Pembayaran Denda Rp 80 Triliun, Pangeran Alwaleed Bilang Ini
Alwaleed, yang merupakan anak dari Pangeran Talal, merupakan orang terkaya di Saudi versi majalah Forbes dengan kekayaan dikabarkan mencapai sekitar 17,4 miliar dollar atau sekitar Rp231,5 triliun.
Lewat perusahaan Kingdom Holding, yang sahamnya dimiliki sekitar 95 persen, Alwaleed mempunyai sejumlah saham di perusahaan dunia seperti Twitter, Citigroup, dan Lyft.
Pemerintah Arab Saudi dikabarkan meminta uang kompensasi kepada para tersangka korupsi sekitar 30 persen dari total aset yang dimiliki baik dalam bentuk tunai hingga kepemilikan saham.
Selama ditahan, Alwaleed mengaku masih bisa bertemu keluarga, dan anak buahnya. "Saya bisa menelpon keluarga saya setiap hari. Ini seperti kantor saya saja. Saya bisa berhubungan dengan kantor saya setiap hari yaitu kantor pribadi saya, Kingdom Holding dan entitas filantrofi saya."
Alwaleed menambahkan isu yang berkembang di media massa,"Sudah keterlaluan." Ini misalnya ada kabar bahwa dia dipindahkan ke tempat lain yaitu penjara pengamanan maksimum. "Itu semua bohong. Ini sangat saya sayangkan." kata dia.
Terkait ini, beberapa media massa sempat memberitakan Alwaleed dipindahkan ke penjara pengamanan maksimum Al Ha'ir karena dinilai tidak kooperatif dalam membayar kompensasi yang diminta pemerintah Saudi. Nilainya dikabarkan mencapai sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp80 miliar.