TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas serangan bom bunuh diri Taliban di Kabul, Afganistan, menjadi 103 orang. Keterangan tersebut disampaikan kantor Kementerian Dalam Negeri, Ahad, 28 Januari 2018, di tengah suasana duka warga Afganistan.
Pemerintah Afganistan menetapkan hari berkabung nasional selama sehari setelah serangan bom bunuh diri pada Sabtu, 27 Januari 2018, di pusat kota yang mengakibatkan 191 orang cedera.
Baca: Bom Bunuh Diri di Afganistan, Taliban Gunakan Ambulans
Korban luka dilarikan dengan ambulans setelah ledakan di Kabul, Afganistan.[Reuters]
Laporan Al Jazeera, Ahad, menyebutkan, Kabul saat ini dalam kondisi kewaspadaan tinggi dengan pengamanan yang sangat ketat di beberapa tempat menyusul serangan mematikan di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri, Rumah Sakit Jamhuriat, gedung pemerintahan, bisnis dan sekolahan.
Serangan keras yang dilancarakan oleh seorang pelaku bom bunuh diri dengan mengendarai sebuah ambulans yang diisi bahan peledak ini tergolong aksi paling buruk di ibu kota Afganistan sejak 31 Mei 2017. Ketika itu, sedikitnya 150 orang tewas. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Beberapa warga mengatakan kepada Al Jazeera, mereka takut ada serangan lebih keras lagi pada hari-hari mendatang karena mereka merasa pemerintah gagal menjaga keamanan.Seorang korban luka dilarikan ke rumah sakit akibat serangan bom di Kabul, Afganistan, Sabtu, 27 Januari 2018. (AP)
"Kami sudah bosan mendengar orang tewas dengan jumlah besar dalam hitungan detik. Saya tidak berpikir pemerintah Afganistan sanggup melindungi kami. Ini sepertinya dianggap biasa saja oleh mereka. Kami harus hati-hati dan menjaga diri kami sendiri," kata Nadir, warga Kabul.
Baca: Serbuan ke Hotel di Afganistan, Taliban Bertanggung Jawab
Nadir adalah salah satu saksi mata atas insiden Sabtu. Dia mengatakan, perempuan dan anak-anak di antara korban tewas dalam peristiwa tersebut. Taliban mengaku bertanggung jawab terhadap serangan Sabtu. Ini adalah serangan ketiga yang dilancarkan dengan target pejabat pemerintah Afganistan.