TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, memperingatkan bahwa operasi militer melawan militan Kurdi di Suriah akan diteruskan hingga ke perbatasan Irak.
Al Jazeera sempat keliling ke pos-pos militer Turki di Afrin yang melakukan persiapan serangan militer ke beberapa kawasan Kurdi.
Baca: Rusia Tuduh Amerika Serikat Picu Ketegangan di Afrin Suriah
Tentara Kurdi dari People's Protection Units (YPG) berbincang dengan tentara AS yang tengah berpatroli di kawasan perbatasan antara Turki dan Suriah di Darbasiya, Suriah, 29 April 2017. REUTERS/Rodi Said
"Operasi militer Turki melawan kelompok milisi Kurdi YPG di Afrin berisiko bentrok dengan pasukan Amerika Serikat," tulis Al Jazeera dalam laporannya, Sabtu, 27 Januari 2018.
Sementara itu, Ketua Parlemen Turki Urusan Luar Negeri, Volkan Bozkir, mengatakan kepada kantor berita Anadolu, Turki sedang melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai Operasi Ranting Zaitun di Afrin.
Dalam pembicaraan itu Bozkir meminta kepada Amerika Serikat agar tidak memberikan dukungan kepada kelompok teroris PYD/PKK di Suriah.Turki memobilisasi ribuan milisi FSA dari Provinsi Hatay menuju timur Afrin, Suriah. [AP]
"Jika Amerika Serikat ingin datang ke Suriah, Irak atau kawasan lainnya, mitra yang paling pas adalah Turki," ucapnya.
Baca: Demi Kurdi, Pasukan Amerika Serikat vs Turki Perang di Suriah
Amerika Serikat memberikan sokongan kelompok bersenjata yang disebut sebagai kaum teroris oleh Ankara. Sebaliknya Washington beranggapan bahwa PYD/PKK adalah kelompok yang pantas didukung untuk melawan ISIS.