TEMPO.CO, Jakarta - Kuwait memprotes keras Arab Saudi karena seorang menterinya disebut sebagai tentara bayaran.
Seperti dilansir Business Standard, Jumat, 26 Januari 2018, Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Khaled al-Jarallah mengatakan telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk mengajukan keluhan.
"Kami menyampaikan kemarahan atas penghinaan terhadap menteri kami, Khaled al-Roudhan," kata Al-Jarallah kepada wartawan.
Protes ini berawal dari cuitan Menteri Pemuda dan Olahraga, yang juga penasihat istana Kerajaan Arab Saudi, Turki Al Asheikh, di akun Twitter. Ia menyebut Menteri Perdagangan dan Industri Kuwait Khaled al-Roudhan sebagai tentara bayaran.
Baca juga:
Kuwait Hukum Penghina Mohammed bin Salman
Hina Qatar, Penulis Kenamaan Kuwait Dihukum 7 Tahun Penjara
Al Asheikh mencuit dengan pernyataan penghinaan setelah Al-Roudhan menjadi bagian dari delegasi Kuwait ke Doha yang disambut Emir Qatar Sheikh Tamim.
Kunjungan itu diduga membuat pejabat Saudi kesal, karena Qatar dan Arab Saudi hingga saat ini masih berseteru.
Saudi bersama dengan sekutu Arabnya—Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain—telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan mendukung terorisme. Terutama karena kedekatan Qatar dengan Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi.
Kunjungan menteri Kuwait dan rombongannya ke Doha sebagai ungkapan terima kasih kepada Sheikh Tamim atas bantuannya yang baru-baru ini mengakhiri pembekuan badan sepak bola Kuwait oleh FIFA.
Otoritas olahraga Saudi sebelumnya mengklaim ikut andil mempengaruhi keputusan FIFA.
“Al-Roudhan hanya tentara bayaran, dia tidak akan menyakiti hubungan historis Saudi dengan saudaranya, Kuwait,” tulis Al Asheikh. “Apa yang dia katakan tidak mewakili apa pun kecuali dirinya sendiri.”
Perseteruan ini memperparah krisis diplomatik di Teluk yang sebelumnya melibatkan Qatar dengan negara-negara tetangganya.
Komentar pejabat Saudi itu sensitif bagi Kuwait karena sedang berperan menengahi perselisihan Qatar dengan Saudi bersama sekutunya.
Penghinaan tersebut memicu kegemparan di Kuwait. Parlemen menekan pemerintah untuk merespons. Dalam cuitan berikutnya pada Rabu, Menteri Arab Saudi itu merasa pilihan kata-katanya untuk menteri Kuwait itu sudah benar.