TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku senang penutupan pemerintah AS berakhir pada Senin sore, 22 Januari 2018 waktu setempat.
Ini tercapai setelah voting terjadi di Senat dengan 81 -- 18 untuk mengakhiri debat berkepanjangan yang terjadi antara Partai Demokrat, Partai Republik dan Trump soal isu seperti imigrasi.
Baca: Penutupan Pemerintahan AS Berakhir, Demokrat Sindir Trump
"Saya senang akhirnya Demokrat di Kongres kembali sadar," kata Trump dalam pernyataan yang dirilis media Reuters, Senin, 22 Januari 2018. "Kita akan membuat kesepakatan jangka panjang soal imigrasi hanya dan jika hanya itu bagus untuk negara."
Baca: Pemerintahan Trump mulai Ditutup Pasca Gagalnya Pengesahan Bujet
Penutupan pemerintahan Trump terjadi pada Jumat pekan lalu setelah Trump, Demokrat dan Republik gagal menyepakati besaran anggaran untuk program imigrasi Deferred Action on Childhood Arrivals (DACA). Trump berencana mengakhiri program ini pada Maret 2018 sementara Demokrat meminta program imigrasi bagi anak-anak imigran, yang disahkan sejak era Presiden Barack Obama, dipertahankan.
Ada sekitar 700 ribu anak imigran yang termasuk dalam program DACA ini. Sehingga, jika program itu berakhir maka terbuka kemungkinan bagi Trump untuk memerintahkan deportasi mereka ke negara asalnya.
Kesepakatan anggaran pada Senin sore waktu setempat ini membuat pemerintahan Trump bisa kembali beroperasi pada Selasa. Namun undang-undang APBN 2018 AS ini baru menyepakati sedikit isu sehingga hanya berlaku hingga 8 Februari 2018.
Penutupan pemerintahan Trump, yang sempat berlangsung tiga hari, ini membuat sekitar 700-800 pegawai federal diistirahatkan untuk sementara. Selain itu, Reuters melansir,"Penutupan itu juga merusak citra yang dibangun Trump bahwa dia merupakan seorang ahli membuat kesepakatan yang mampu memperbaiki kultur politik partisan yang merusak di Washington."
Pemimpin minoritas Senat, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat mengkritik sikap Gedung Putih, yang menurutnya tidak menunjukkan semangat bipartisan dalam mengelola negara.
"Presiden yang hebat dalam membuat kesepakatan itu duduk di pinggir saja," kata Schumer di ruang Senat sebelum voting dimulai pada Senin siang waktu setempat. Schumer mengatakan dia belum bertemu lagi dengan Trump sejak terakhir mereka bertemu di Gedung Putih pada Jumat malam sebelum penutupan pemerintahan Trump terjadi.
Soal isu imigrasi, yang masih belum kelar, pemimpin Senat mayoritas, mengatakan Demokrat dan semua pihak akan mendapat kesempatan yang adil untuk berdebat soal ini.
"Biar saya jelaskan, debat mengenai imigrasi akan berlangsung secara adil bagi semua," kata Mitch Mconnell, pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik seperti dilansir media ABC News, Senin, 22 Januari 2018. Ini artinya, Republik bersedia membahas mengenai program DACA tadi.
Dalam sesi tertutup, Chuck Schumer mengatakan kepada anggota Senat dan DPR dari Partai Demokrat bahwa posisi yang minoritas membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan yang bagus. Namun, Schumer mengaku merasa senang bahwa isu imigrasi akhirnya menjadi perhatian di Senat.
"Untuk kalian yang memvoting penutupan pemerintahan, Anda telah mencapai jauh melebihi capaian kita sebelumnya dalam lima tahun terakhir untuk membuat legislasi besar mengenai imigrasi bisa dibahas kembali sejak 2013," kata Schumer seperti dikatakan Senator Joe Manchin, dari Demokrat Virginia Barat.
Partai Republik, Trump dan Demokrat sempat saling menyalahkan hingga akhir pekan lalu. Lewat akun Twitternya, Trump @realdonaldtrump mencuit,"Demokrat ingin memberi saya hadiah bagus. #Democratshutdown."
Sedangkan Senator Lindsey Graham dari Partai Republik mengatakan Trump tidak mendapat masukan bagus dari para staf mengenai isu imigrasi untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang terjadi kemarin. Graham mengkritik penasehat senior Trump soal imigrasi, Stephen Miller.
"Saya bisa katakan kepada Anda bahwa pandangan dia (Miller) tentang imigrasi tidak pernah menjadi pandangan arus utama di Senat," kata Graham.
Gedung Putih membalas ucapan Graham ini. "Selama Senator Graham memilih mendukung legislasi yang berpihak kepada orang-orang ilegal di negara ini dan bukannya kepada warga negara kita sendiri, kita tidak bisa kemana-mana," kata Hogan Gidley, juru bicara Gedung Putih. Trump belum mencuit lagi setelah Senat mencapai kata sepakat soal isu ini.