TEMPO.CO, New York - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mulai mencurigai eks agen CIA, Jerry Chun Shing Lee, 53, alias Zhen Cheng Li, sebagai pembocor informasi ke CIna setelah menemukan catatan informasi rahasia berupa dua buku kecil di koper pribadinya pada 2012.
Lee ditangkap karena membocorkan informasi rahasia CIA kepada pemerintah Cina pada sekitar 2010. Lebih dari selusin informan CIA terbunuh atau dipenjara oleh pemerintah Cina karena kebocoran ini.
Baca: Direktur CIA Pompeo Sebut Korea Utara Takut, Kenapa?
Pada 2012 itu, Lee sedang melakukan perjalanan ke AS untuk mengunjungi keluarganya dan tinggal di hotel di Hawaii dan Virginia. Saat itu, agen FBI tidak menangkapnya setelah menginterogasinya soal catatan rahasia itu pada 2013.
Baca: Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Jerusalem
"Ini menjadi tidak jelas mengapa Lee memutuskan untuk mengambil resiko ditangkap dengan datang ke AS pada bulan ini," begitu dilansir media New York Times, Selasa, 16 Januari 2018.
Menurut media ini, agen FBI menemukan dua buku kecil di koper Lee itu berisi catatan detil mengenai pertemuan antara informan CIA dan agen yang sedang menyamar. Buku itu mencatat berbagai informasi detil mengenai nama-nama dan nomor teleponnya.
Ini terungkap dalam dokumen pengadilan yang dirilis terkait kasus ini. Jaksa penuntut mendakwa isi catatan itu merefleksikan informasi serupa yang terdapat dalam surat kabel rahasia di CIA, saat Lee bertugas di dalam.
Kebocoran informasi ini, seperti dilansir media New York Times, merupakan kemunduran besar bagi CIA. Situs Kementerian Kehakiman AS merilis pengumuman penangkapan Lee ini dilakukan oleh Dan J. Boente, yang merupakan pelaksana tugas Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional dan Andrews W. Vale, yang merupakan asisten direktur FBI untuk Urusan Lapangan.
Media NBC News melaporkan, dengan mengutip New York Times, bahwa pemerintah Cina mulai melucuti jaringan intelejen AS di negara itu pada 2010. Ini membuat operasi intelejen AS di Cina menjadi terganggu selama bertahun-tahun.
"Pejabat CIA dan FBI terkejut dan merasa sangat khawatir saat satu persatu agen terbaik mereka di Cina mulai ditangkapi atau dibunuh," begitu dilansir NBC News. Menurut New york Times dan NBC News Baik FBI maupun CIA tidak merespon saat dimintai konfirmasi mengenai kasus Lee ini.
Kebocoran data intelejen oleh Lee ini dianggap sebagai malapetaka yang setara dengan kejadian serupa pada 1990. Saat itu dua agen CIA dan FBI, Aldrich Ames dan Robert Hanssen, mengirimkan banyak informasi rahasia ke Moskow selama bertahun-tahun. Ini membuat sejumlah agen AS di Uni Sovyet terbunuh. Saat ini, Ames dan Hanssen, menjalani hukuman seumur hidup di penjara federal AS.
Menurut NBC News, FBI membuat gugus tugas untuk membongkar kasus pembocoran informasi rahasia ini. Sejumlah pejabat mengatakan FBI mencoba beberapa kali untuk mengenai dakwaan terhadap Lee. Namun dalam interogasi, Lee membantah sebagai mata-mata yang membocorkan informasi itu.
Para pejabat yang mengetahui kasus ini mengatakan Lee bisa dikenai dakwaan hukuman mati karena melakukan kegiatan mata-mata terhadap AS. Namun, ada kemungkinan pemerintah AS tidak ingin mengumbar rahasia internalnya lewat pengadilan terbuka untuk kasus bekas agen CIA ini.