TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Inggris ditangkap di Bandara Keflavik di Islandia karena mengenakan terlalu banyak pakaian.
Dia dikabarkan ingin menghindari kelebihan biaya bagasi dan karena itu mengenakan delapan pasang celana panjang dan sepuluh baju, termasuk kemeja dan kaos.
Baca: Korea Selatan Larang Bahasa Inggris di Prasekolah Hingga SD
Ryan Carney Williams, yang juga dikenal sebagai Ryan Hawaii, mengkalim ditolak melakukan boarding pass di loket British Airways atau BA untuk penerbangan pulang setelah dia mengenakan semua pakaiannya yang tidak sesuai dengan barang bawaannya.
Baca: Sebut Obama, Trump Batalkan Kunjungan ke Inggris, Kenapa?
"Saya tidak memiliki barang bawaan untuk meletakkan semua pakaian dan mereka tetap tidak mengizinkan saya. Profil rasial Atau.....," kicau Ryan di Twitter, seperti yang dilansir The Sun pada 16 Januari 2018. Media News juga melansir berita ini juga.
Setelah dihentikan staf keamanan saat mencoba naik pesawat BA, perselisihan itu meningkat menjadi deretan perdebatan termasuk yang berhasil direkamnya melalui aplikasi video ponsel dan diunggah di Twitter. Namun dia tetap gagal menumpangi pesawat itu dan kembali mencoba keesokan harinya.
Keesokan harinya saat mengubah maskapai, Ryan kemudian dicegah naik sebuah penerbangan EasyJet, setelah maskapai berbiaya murah itu mendengar drama yang terjadi pada hari sebelumnya.
Tak lama setelahnya, polisi kemudian dipanggil dan harus menggunakan semprotan merica, sebelum meringkusnya dan membawanya ke pos pengamanan bandara.
Ryan mengatakan dia meyakini perlakuan yang diterimanya ini disebabkan prasangka rasial karena berambut gimbal, mengenakan pakaian mencolok dan cat kuku.
Ryan bahkan mengaku terjebak di bandara Islandia tanpa uang dan tanpa koper. Ini terjadi karena tas miliknya telah terbang terlebih dahulu ke Inggris tanpa dirinya dengan pesawat BA, yang menolak membawanya.
Namun seorang juru bicara British Airways mengatakan pihaknya memberi pelanggan berbagai macam tarif untuk dipilih agar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ryan akhirnya berhasil kembali ke Inggris melalui Norwegian Airlines dan mengatakan uangnya telah dikembalikan oleh BA dan EasyJet untuk penerbangan yang dilewatkannya.