TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 23 militan yang berafiliasi dengan ISIS tewas setelah mendapatkan gempuran udara dari jet tanpa awak alias drone Amerika Serikat di Provinsi Nangarhar, Afganistan.
Laporan dari situs berita Khaama menyebutkan, pasukan militer dari Korps Silab 201 mengatakan, Selasa, 16 Januari 2018, serangan udara yang mereka lancarkan berlangsung di luar distrik Achin dan Shirzad.
Baca: Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
Pasukan Khusus Afganistan turun dari atap sebuah bangunan yang dijadikan tempat persembunyian kelompok militan ISIS di lokasi jatuhnya induk segala bom (MOAB) di distrik Achin, Nangarhar, Afganistan, 23 April 2017. REUTERS/Parwiz
"Kendaraan tanpa awak Amerika Serikat menyasar tempat persembunyian militan di kawasan Marki, Distrik Sherzad, mengakibatkan dua militan tewas," bunyi pernyataan Korps Silab.
Pernyataan itu lebih lanjut menambahkan, kedua militan yang tewas itu setelah diidentifikasi bernama Osman dan Abbas.Reruntuhan bangunan di lokasi jatuhnya induk segala bom (MOAB) di distrik Achin, Nangarhar, Afganistan, 23 April 2017. Bom GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast Bomb (MOAB), yang dikenal dengan sebutan induk dari segala bom itu digunakan untuk menyerang gua persembunyian ISIS di Afganistan. REUTERS
"Gempuran udara drone juga menghancurkan satu kendaraan, senjata mesin PKM, peluncur riket, dan senjata laras panjang AK-47."
Baca: ISIS dan Taliban Dituding Pelaku Pembantaian Sipil di Afganistan
Sementara itu serangan udara lain di kawasan Mamand Daga, Distrik Achin, menewaskan setidaknya 21 militan ISIS. Menurut militer Afganistan dari Korps Silab, serangan yang dilancarkan tidak melukai warga ataupun personel keamanan.