TEMPO.CO, Moskow -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan negaranya tidak akan mendukung upaya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengubah isi teks perjanjian nuklir Iran.
Lavrov mengatakan ini menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengatakan dia akan menunda sanksi kepada Iran untuk memberikan kesempatan kepada sekutu Eropa mengubah 'kesalahan buruk' yang tercantum dalam perjanjian nuklir 2015 itu.
Baca: Iran Tolak Sanksi Baru AS, Sebut Trump Lewati Garis Merah
"Kami tidak akan mendukung apa yang Amerika Serikat coba lakukan, mengubah teks perjanjian, memasukkan hal-hal yang sama sekali akan tidak bisa diterima oleh Iran," kata Lavrov dalam jumpa pers di Moskow, Senin, 15 Januari 2018.
Baca: Trump Jatuhkan Sanksi Atas 5 Entitas Iran terkait Program Rudal
Top diplomat Rusia ini juga mengingatkan bahwa jika perjanjian nuklir ini batal maka akan merusak dialog perdamaian dengan Korea Utara. Rusia berjanji akan menjaga teks asli perjanjian nuklir ini.
"Jika kesepakatan ini dikesampingkan dan Iran diberitahu,'Anda lakukan kewajiban atau kami akan kenakan sanksi lagi' maka Anda haru menempatkan Korea Utara i posisinya," kata Lavrov.
Soal ini, Lavrov menjelaskan,"Mereka diberi janji bahwa sanksi akan dicabut jika mereka meninggalkan program nuklir mereka. Mereka lalu meninggalkan program nuklirnya. Tapi tidak ada yang mencabut sanksi terhadap Pyongyang."
Seperti diberitakan, Uni Eropa, Cina, dan Rusia menyatakan mendukung perjanjian nuklir Iran, yang disepakati pada 2015 lalu. Perjanjian itu menyatakan semua sanksi ekonomi terhadap Iran akan dicabut jika negara Mullah itu menghentikan semua program pengayaan nuklirnya, yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Perjanjian ini didukung Presiden AS, Barack Obama, dan dua partai di AS yaitu Republik dan Demokrat. Namun saat Donald Trump terpilih sebagai Presiden pada 2017, dia mengatakan akan mengubah perjanjian itu karena dinilai memperkuat posisi Iran di kawasan Timur Tengah. Trump mengatakan akan menunda pengenaan sanksi kepada Iran sambil menunggu negara sekutu yaitu Eropa bersedia mengubah isi perjanjian itu.
REUTERS